Intip 5 Trend Digital HR 2023 yang Bisa Dongkrak Kinerja Bisnis Perusahaan

Ilustrasi perusahaan.
Sumber :
  • Welp Magazine

VIVA Bisnis – Digitalisasi proses dan sistem human resources (HR) atau sumber daya manusia dinilai mempermudah kinerja bisnis perusahaan. Khususnya dalam merekrut, membina, dan mempertahankan karyawan dengan lebih tepat dan efektif.

117.860 UMKM Sudah Masuk Ekosistem Digital PaDi UMKM, Transaksi Capai Rp 7 Triliun

Chief Product Officer Mekari Aviandri Hidayat  mengatakan, digitalisasi HR akan memperkuat kemampuan perusahaan melakukan manpower planning, atau perencanaan tenaga kerja. Sehingga operasional bisnis berjalan dengan lancar.

“Yang memastikan bahwa perusahaan selalu memiliki talenta-talenta memadai untuk menjalankan bisnis," ucap di Jakarta, Jumat, 27 Januari 2023.

Mendikdasmen Janjikan Kelancaran Pengelolaan Kinerja Guru pada 2025

Ilustrasi perusahaan rintisan atau startup.

Photo :
  • Freepik

Dia menjelaskan, digitalisasi HR akan membantu perusahaan untuk memperkuat hubungan dengan karyawan. Dengan menciptakan budaya kerja yang baik bagi kesejahteraan dan produktivitas karyawan.

BNI Raih Predikat "The Most Trusted Companies" di Ajang Corporate Governance Perception Index Award 2024

Aviandry menambahkan bahwa digitalisasi HR memungkinkan sistem dan proses HR untuk berjalan seirama dengan fungsi-fungsi lain. Khususnya yang sudah bertransformasi digital terlebih dahulu.

“Kami mengamati bahwa perusahaan-perusahaan sudah mulai menerapkan teknologi terkini seperti data analytics dan artificial intelligence (AI), yang sebelumnya sudah dimanfaatkan oleh pemasaran dan penjualan, ke HR. Dengan adanya teknologi mutakhir tersebut, HR juga bisa meningkatkan akurasi perencanaan dan efektifitas penerapan strategi terkait pengelolaan SDM,” lanjut Aviandri.

Lebih lanjut dia menjabarkan, ada lima tren digitalisasi HR yang bisa digunakan perusahaan sebagai pedoman dalam merencanakan strategi transformasi digital HR di 2023. Pertama, data analitik untuk memperkuat insight HR.

Dengan data analitik, data tersebut dapat diolah oleh HR untuk memberikan perusahaan insight, atau wawasan, mendalam mengenai SDMnya. Kedua, teknologi ini dapat membantu manpower planning dengan memfasilitasi HR merekrut kandidat-kandidat paling tepat untuk sebuah posisi dengan menganalisa ratusan CV.

Teknologi ini juga dapat digunakan untuk succession planning, atau perencanaan perputaran karyawan, di mana HR bisa membangun database berisi talenta-talenta berpotensi yang bisa dipersiapkan sebagai kandidat untuk mengambil alih posisi karyawan yang pindah departemen atau mengundurkan diri.

Ketiga, HR bisa menciptakan budaya kerja yang positif dengan menggunakan teknologi untuk memperdalam apresiasi dan hubungan perusahaan dengan karyawan. Teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan benefit, seperti asuransi kesehatan dan akses ke gaji lebih awal, atau earned wage access (EWA), yang akan meningkatkan kesejahteraan hidup karyawan.

Selain itu, teknologi seperti HR Helpdesk menyediakan satu wadah. Di mana karyawan bisa secara praktis bertanya dan mengecek dengan HR mengenai hal-hal terkait administrasi kepegawaian.

Keempat, teknologi HR memanfaatkan fleksibilitas kerja dengan menjalankan proses kepegawaian, seperti absensi, secara remote. Bahkan, perusahaan-perusahaan di industri tradisional seperti manufaktur dan pertambangan turut mengadopsi absensi virtual agar karyawan mereka bisa clock in dan clock out langsung dari lapangan.

Kelima, teknologi digitalisasi menghadirkan sistem yang memudahkan HR dan karyawan untuk saling menjalankan kewajiban, termasuk yang bersifat administratif seperti absensi dan timesheet.

Ke depannya, teknologi mutakhir seperti AI akan memudahkan karyawan untuk memenuhi berbagai kewajiban kantor seperti absensi dengan mencocokkan foto selfie wajah yang diambil karyawan saat clock in dengan foto yang tersimpan di database HR.

Ilustrasi memimpin perusahaan.

Photo :
  • Unsplash

“Dari tren-tren di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi membuat proses HR sehari-hari, bahkan yang sesederhana absensi, menjadi sangat praktis dan effortless. Ragam kemudahan inilah yang meningkatkan produktivitas karyawan dan juga departemen HR karena mereka kini terbebas dari kerumitan proses administrasi sehingga bisa fokus pada tugas sesungguhnya,” kata Aviandri.

Pada 2023 ini, target perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis akan memajukan tren digitalisasi HR, dimana berbagai perusahaan akan meningkatkan penggunaan teknologi untuk memperlancar pengelolaan sumber daya manusia (SDM).

Diharapkan perusahaan dapat dengan mudah mengakses teknologi HR terkini, seperti data analitik dan AI, dengan menggunakan solusi digital yang menawarkan model berlangganan sehingga perusahaan tidak perlu lagi membeli solusi HR yang akan memakan biaya tinggi. (Ant)

 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya