Targetkan Investasi Hingga US$150 Juta di 2023, Saratoga Incar Cuan 20 Persen
- M Yudha P / VIVA.co.id
VIVA Bisnis – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) bakal menggelontorkan investasi di kisaran US$100 juta hingga US$150 juta, ke berbagai sektor bisnis dan perusahaan pada tahun 2023 ini.
Direktur Investasi Saratoga, Devin Wirawan mengatakan, langkah itu nantinya akan dipertimbangkan kembali dalam pelaksanaannya, sambil melihat kesempatan dan pertimbangan bisnis lainnya.
"Kami menargetkan (investasi di 2023) antara US$100-US$150 juta. Tapi kita juga akan melihat sejumlah hal, seperti misalnya apakah ada oportunitas di market atau tidak. Kalau tidak ada, tak perlu dipaksakan," kata Devin dalam 'Saratoga Investment Summit 2023' di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, 26 Januari 2023.
Dengan investasi itu, Devin berharap Saratoga akan mampu meraup 'return' hingga sebesar 20 persen setiap tahunnya. Karena sebagai perusahaan investasi, salah satu kelebihan ????Saratoga adalah mempunyai dana permanen, sehingga tidak perlu memaksakan dalam melakukan investasi.
Dia menambahkan, pihaknya juga akan terus mendukung program pemerintah, dalam upaya transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT) dan industri hijau. Apalagi, saat ini Saratoga juga telah mempunyai kepemilikan di beberapa perusahaan, dengan beragam bidang terkait energi baru terbarukan itu.
"Yakni mulai dari bidang energi, teknologi, konstruksi, perkebunan, pertanian, hingga telekomunikasi," ujarnya.
Diketahui, sampai saat ini Saratoga mempunyai porsi kepemilikan di PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).
Selain itu, SRTG juga mempunyai kepemilikan minoritas di PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM), Deltomed, MGM Bosco Logistik, Primaya Hospital, serta PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA).
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia juga terus mengupayakan langkah transisi energi, untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca melalui usaha sendiri yakni sebesar 31,89 persen, dan dengan kerja sama internasional sebesar 43,2 persen pada 2030. Hal itu seiring komitmen Indonesia untuk memenuhi target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.