Bisnis di Semua Sektor UMKM Melonjak dan Berprospek Cerah, Dirut BRI Ungkap Datanya
- Humas BRI
VIVA Bisnis – Pengukuran BRI Micro and SME Index yang dievaluasi terakhir di kuartal IV-2022 menunjukkan bisnis UMKM di semua sektor mengalami kenaikan. Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso.
"Disebabkan kinerja perekonomian yang semakin membaik, dan diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin pulih," kata Sunarso dalam telekonferensi di BRI Microfinance Outlook 2023, Kamis, 26 Januari 2023.
Dia menambahkan, berdasarkan BRI Micro and SME Index tersebut, tren kenaikan itu dapat dilihat pada indeks bisnis UMKM yang mengukur aktivitas bisnis di UMKM itu sendiri. Cakupannya termasuk hingga ke volume bisnis, omzet, penjualan, pembelian, dan aktivitas bisnis lainnya di UMKM.
"Yang ternyata indeksnya naik dari 103,2 menjadi 105,9," ujarnya.
Artinya, lanjut Sunarso, hal yang paling penting adalah bahwa indeks bisnis UMKM-nya itu berada di atas angka 100, dan kenaikan itu menunjukkan makin membaiknya volume bisnis UMKM dan makin tinggi penjualan.
"Serta makin meningkat juga omzetnya," kata Sunarso.
Berikutnya, ada pula indeks ekspektasi UMKM untuk satu kuartal ke depan dalam BRI Micro and SME Index itu. Di mana, indeks tersebut mengukur ekspektasi para pelaku UMKM di tiga bulan pertama tahun 2023.Â
"Yang ternyata indeksnya juga naik, dari 126 menjadi 130," ujar Sunarso.
Di sisi lain, indeks tersebut juga mengukur bahwa persepsi masyarakat UMKM terhadap kondisi ekonomi nasional di tiga bulan ke depan itu semakin optimis dan akan membaik. Hal itu juga berpengaruh pada indeks selanjutnya, yang mengukur kepercayaan pelaku bisnis UMKM kepada pemerintah.
Yakni kepercayaan akan kemampuan pemerintah mengurus dan mengonsolidasikan perekonomian, sehingga memberikan persepsi bagi mereka bahwa pemerintah pasti mampu mengatasi berbagai tantangan ekonomi serta mengkonsolidasikannya.
"Itulah yang kemudian dicerminkan oleh indeks kepercayaan pelaku bisnis UMKM terhadap pemerintah, akan kemampuan pemerintah untuk mengurus ekonomi, dan semuanya menunjukkan capaian yang positif," kata Sunarso.
"Maka kemudian, di situ kita cerminkan bahwa pantas saja lembaga-lembaga internasional memprediksi jika peluang terjadinya resesi di Indonesia hanya sebesar 3 persen," ujarnya.