Gubernur BI Wanti-wanti Perbankan: Pertumbuhan Kredit di 2025 Jangan Terlalu Tinggi

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mewanti-wanti soal pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 untuk tidak tumbuh terlalu tinggi. Sebab pada 2025 ekonomi Indonesia diproyeksikan akan berada di puncaknya.

Cara Ini yang Menurut Legislator Demokrat Fathi Bisa Cegah Masyarakat Terjerat Pinjol Ilegal

Perry mengatakan, pada tahun 2022 kredit perbankan tercatat tumbuh sebesar 9-11 persen secara year on year (yoy) dan pada 2023-2024 diperkirakan akan tumbuh di 10-12 persen yoy.

"Tapi tahun 2025 hati-hati loh, 2025 ekonomi sudah mulai di puncak, jangan kebablasan, kekencangan. Kalau sekarang kekencangan boleh, tahun depan masih kencang boleh tapi tahun 2025 ekonomi kita sudah menuju di puncak leading-nya nanti sudah mulai jor-joran," kata Perry dalam telekonferensi Rabu, 25 Januari 2023.

Perbankan Ditegaskan Perlu Aturan Turunan Akselerasi Hapus Tagih Utang Petani hingga Nelayan

Ilustrasi terjelat kredit macet.

Photo :
  • rumahku.com

Perry menegaskan, jika perbankan ingin jor-joran dalam melakukan kredit saat ini harus diiringi dengan bagusnya manajemen risiko.

PPN 12% Membebani? Ini Alasan Mengapa Frugal Living Bisa Guncang Ekonomi RI

"Sehingga kenapa makroprudensial kami akan tetap longgar tahun ini, tahun depan itu mostly paling banter beberapa saya menormalkan. Tapi mostly akan longgar karena kami ingin siklus ekonomi kita baru naik, puncaknya siklus ekonomi paling 2024-2025," jelasnya.

Sebelumnya, Perry Warjiyo menegaskan agar perbankan tidak boleh menaikkan bunga banknya. Meskipun BI sudah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak enam kali sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023.

Hal itu dikatakan Perry di depan para petinggi perbankan yang hadir dalam acara Bauran Kebijakan Bank Indonesia Di tengah Turbulensi Ekonomi Global.

"Saya jamin bunga bank anda nggak boleh naik, caranya gimana? grojokin aja likuiditas. Rodo aneh nggak ada teorinya? Ya memang di dunia nyata harus pake teori, tapi tidak harus pake teori, harus ada inovasi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya