Akui Ada Ketidakpastian di Tahun Politik, Bahlil Ungkap Strategi Kejar Target Investasi 2023
- VIVA/Anisa Aulia
VIVA Bisnis – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui tahun 2023 menjadi yang terberat dibandingkan tahun 2022. Karena selain kondisi global yang tidak menentu juga Indonesia memasuki tahun politik.
Tak hanya itu, target investasi pada 2023 juga turut naik dari yang sebelumnya sebesar Rp 1.200 triliun menjadi Rp 1.400 triliun.
"Jujur aja, tahun 2023 adalah tahun berat bagi Republik Indonesia," ujar Bahlil dikutip Rabu, 25 Januari 2023.
Meski demikian, Bahlil mengatakan bahwa pada tahun 2023, Indonesia masih memiliki secercah harapan bagi perekonomian nasional. Sebab dalam berbagai laporan lembaga dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di kisaran 4,8 persen-5 persen.
"Namun, satu hal kita punya persoalan. Tahun 2023 itu tahun politik, namanya tahun politik biarpun mau sumpah potong kucing itu pasti ada perasaan wait and see," ujarnya.
Bahlil melanjutkan, untuk mencapai target investasi sebesar Rp 1.400 triliun yang diamanatkan oleh Presiden Jokowi. Dia akan menerapkan beberapa strategi.
"Bapak Presiden Jokowi itu memang seng ada lawan. Jadi beliau itu selalu optimis yang terukur dan Bapak Presiden itu suka tantangan," jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi sepanjang tahun 2022 mencapai target sebesar Rp 1.207,2 triliun atau 34,0 persen secara year on year (yoy).
Bahlil mengatakan, realisasi investasi itu sudah melampaui target yang diberikan oleh Presiden Jokowi yang sebesar Rp 1.200 triliun dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.305.001 orang.
"Pada awal-awalnya banyak orang yang pesimis terhadap target ini apakah bisa tercapai atau tidak. Alhamdulillah kita biasa mencapai Rp 1.207,2 triliun secara yoy tumbuh 34 persen, ini salah satu pertumbuhan investasi yang terbesar dan untuk Indonesia sepanjang sejarah republik, ini yang paling besar," katanya.
Adapun rincian realisasi investasi itu, Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 654,4 triliun atau 54,2 persen tumbuh secara year on year (yoy) 44,2 persen. Dan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 552,8 triliun atau tumbuh 23,6 persen secara yoy.
"Ini dalam sejarah PMDN biasanya tumbuh tidak lebih dari 13 persen, maksimal 15 persen. Artinya yang percaya tidak hanya FDI, pengusaha nasional pun percaya terhadap pemerintah dan bagaimana ekonomi ke depan," jelasnya.