Temui Sekjen UNCTAD, Bahlil Pastikan Investasi di Indonesia Wajib Gandeng UMKM
- ANTARA/Youtube Kementerian Investasi-BKPM.
VIVA Bisnis – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menggelar courtesy meeting dengan Sekretaris Jenderal United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Rebeca Grynspan, dalam kunjungan kerjanya di Davos, Swiss, dalam rangkaian World Economic Forum 2023.
Dalam pertemuan itu, Bahlil mengapresiasi kolaborasi UNCTAD pada Presidensi G20 Indonesia 2022, terutama untuk isu prioritas investasi di Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi, dan Industri.
Bahlil menjelaskan, sebagai salah satu hasil dari KTT G20 Bali bulan November 2022 lalu, Leaders Declaration di paragraf 37 menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku usaha dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Hal ini sejalan dengan fokus Kementerian Investasi/BKPM, dalam rangka mendorong UMKM untuk naik kelas," kata Bahlil, dikutip Rabu, 18 Januari 2023.
Bahlil mengaku sangat berterima kasih kepada UNCTAD, mengenai ketentuan bahwa investasi yang masuk harus berkolaborasi dengan pengusaha nasional dan UMKM. Menurutnya, UNCTAD mampu berperan sebagai mediator, dalam menghubungkan negara berkembang dengan negara maju.
"Kalau tidak ada UNCTAD, tidak ada paragraf 37 dalam komunike kemarin. Sekali lagi, saya dari lubuk hati paling dalam, mewakili Pemerintah Indonesia, mengapresiasi itu semua," ujarnya.
Dia juga berharap, kolaborasi Kementerian Investasi/BKPM dan UNCTAD dapat dilakukan pada forum internasional lainnya, termasuk pada Keketuaan Indonesia untuk ASEAN Tahun 2023, peluncuran UNCTAD ASEAN Investment Report 2023, kolaborasi pada Pertemuan ASEAN Investment Area Council, dan keterlibatan pada ASEAN Coordinating Committee on Investment.
"Kolaborasi dengan UNCTAD telah menghasilkan Kompendium Bali yang diluncurkan pada G20 Summit dan menjadi legacy penting dari keketuaan Indonesia di G20," kata Bahlil.
"Kami harap ke depan, UNCTAD juga dapat mendukung Keketuaan Indonesia untuk ASEAN Tahun 2023. Mungkin banyak hal untuk kita diskusikan," ujarnya.
Diketahui, UNCTAD yang dibentuk tahun 1964 itu diharapkan dapat mendorong semangat negara-negara berkembang, untuk memunculkan gagasan tatanan ekonomi yang menuntut alternatif terhadap sistem internasional The General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan Bretton Woods yang didominasi oleh negara maju.