Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik, Freeport Pacu Hilirisasi Tambang Lewat Smelter Manyar
- Repro video.
VIVA Bisnis – PT Freeport Indonesia (PTFI) akan memacu hilirisasi tambang lewat Smelter Manyar di Gresik. Hal ini demi mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas mengatakan, peralihan tren dunia ke moda transportasi tenaga listrik rendah emisi demi mewujudkan energi bersih, telah meningkatkan permintaan tembaga dunia.
Hal itu seiring dengan meningkatnya permintaan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV), dan pengembangan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Ke depan, konsumsi tembaga untuk kendaraan listrik dan energi terbarukan akan meningkat pesat. 65 persen tembaga di dunia digunakan pada aplikasi penghantar listrik," kata Tony dalam keterangannya, Senin, 16 Januari 2023.
Ia menjelaskan, kendaraan listrik menggunakan tembaga empat kali lebih banyak dibandingkan kendaraan konvensional. Sedangkan teknologi energi terbarukan menggunakan tembaga 4-5 kali lebih banyak dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Karenanya, Smelter Manyar yang tengah dibangun PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik ini akan menjadi salah satu bagian dari ekosistem kendaraan listrik.
Keberadaan smelter tembaga dengan design single line terbesar di dunia ini diakui Tony juga selaras dengan komitmen perusahaan, untuk mendukung agenda percepatan pengembangan industri hilir dan transformasi ekonomi nasional.
"PTFI akan terus memastikan kesinambungan pembangunan Smelter Manyar," ujarnya.
Tony menambahkan, komitmen ini juga diperkuat dengan agenda pemerintah untuk menciptakan ekosistem electric vehicle (EV) yang terintegrasi, dan membutuhkan lebih banyak tembaga dari dalam negeri.
Konstruksi Smelter Capai 51,7 Persen
Smelter Manyar telah mencapai progres konstruksi 51,7 persen pada akhir Desember 2022, dengan biaya investasi yang telah dikeluarkan sebesar US$1,63 miliar atau setara Rp 25 triliun dari total nilai investasi sebesar US$3 miliar atau sekitar Rp42 triliun.
Capaian ini sesuai dengan kurva-S dari rencana kerja proyek yang telah disetujui Pemerintah. Konstruksi fisik seluruhnya akan selesai pada akhir 2023, yang dilanjutkan dengan Pre-Commissioning dan Commissioning pada awal 2024, dan akan mulai produksi pada bulan Mei 2024.
Smelter Manyar sendiri diketahui memiliki kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) konsentrat tembaga per tahun, dan akan menghasilkan 600.000 ton katoda tembaga per tahun.
"Walaupun aktivitas ini sempat terhalang oleh pandemi, saat ini kami telah mencapai kemajuan yang sangat signifikan," ujarnya.