Kebutuhan Pangan Jelang Ramadhan Mulai Dibahas, Pemerintah Buka Peluang Impor

Pedagang daging sapi
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA Bisnis – Pemerintah dalam menyambut bulan Ramadhan atau puasa 2023, akan menghitung kebutuhan pangan dalam negeri dalam dua minggu ke depan. Penghitungan itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan impor atas beberapa komoditas. 

Harga Pangan Mulai Mahal Jelang Akhir Tahun, 3.000 Paket Sembako Gratis Dibagikan ke Warga Tangerang

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat ini akan melakukan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk membahas kebutuhan pangan dan menentukan harga.

"Besok ada sidang kabinet paripurna setelah itu akan ada Rakortas menentukan harga, sehingga kalau ada pengadaan yang harus dari luar supaya enggak telat. Kan ada beberapa komoditas yang memang ketergantungan dari luar," kata Arief di Gudang Bulog Kanwil DKI Banten, Jumat, 13 Januari 2023. 

Kepala Bapanas Sebut Beras Kena PPN 12 Persen Hanya yang di Impor untuk Hotel dan Restoran

Tinjauan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama Mendag Zulkifli Hasan; dan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi melakukan peninjauan di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin pagi (7/11).

Photo :

Arief mengatakan, untuk komoditas itu diantaranya kedelai, bawang putih, daging, dan gula konsumsi. Dengan itu jelasnya, maka neraca perdagangan harus segera ditentukan, karena untuk pengadaan membutuhkan waktu dua bulan. 

Penjelasan Menko Airlangga Hartarto Terkait Sektor yang Bebas PPN 12 Persen

"Jadi Maret tanggal 21 mulai puasa, lebarannya kan maju. Sehingga kita kan perlu waktu ada yang 36 hari, ada yang 2 bulan lebih untuk pengadaan dari luar," jelasnya. 

Adapun dengan sisa waktu tersebut, Pemerintah akan menentukan neraca perdagangan dalam satu hingga dua minggu kedepan. "Jadi ini kita harus putuskan dalam 1-2 minggu segera," tegasnya.

Sementara itu, untuk stok beras di Pasar Induk Cipinang ditargetkan mencapai 30.000 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini angka stok beras di Pasar Induk Cipinang sejumlah 24.000 ton. 

"Di pasar induk Cipinang stoknya 24 ribu, akan kita guyur terus dan saya lapor ke Pak Presiden angkanya akan kita jadikan 30 ribu ke atas," ujar Arief 

Arief mengatakan, saat ini stok beras di Kelapa Gading sebanyak 40.000 ton beras. Dari total itu sebanyak 4.000 ton hingga 6.000 ton beras sudah didistribusikan. 

"Jadi ada sekitar 35.000 untuk stabilisasi di Jabodetabek. Jadi Cipinang jangan lupa diisi, jangan lupa ditebus karena Bulog tidak akan keluarkan barang kalau tidak dibayar," ujarnya. 

Pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Bily Haryanto mengungkapkan sebelum tahun baru lalu stok beras di gudang Pasar Cipinang kosong. Sebab Bulog belum melakukan impor beras. 

Namun untuk saat ini kata dia, permintaan pedagang soal beras sudah terpenuhi. Meski demikian harga beras masih terpantau tinggi. "Harganya tinggi selalu, harga beras Cipinang medium Rp 10.00 per kilogram," ujarnya. 

Menurutnya, pedagang akan membeli beras melalui Bulog seharga Rp 8.300 hingga Rp 8.500 lah. Dari harga itu beras yang di jual di retail sebesar Rp 9.450. Sedangkan di Pasar Induk Cipinang di kisaran Rp  8.900-Rp 9.000 per kilogram.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya