Pemerintah Tetap Waspadai Turunnya Nilai Ekspor di 2023 Meski Ekonomi Domestik Kuat

Kapal tongkang pengangkut batu bara. (ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA Bisnis – Pemerintah tetap mewaspadai turunnya nilai ekspor komoditas di 2023 meski kinerja ekonomi domestik menguat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, kondisi perekonomian global diprediksi masih dilanda ketidakpastian pada tahun ini.

Minister: No Talks Yet on Postponing 12 Percent VAT Implementation

Di satu sisi, sejumlah negara memang diproyeksikan masih akan menikmati pertumbuhan ekonomi yang positif. Khususnya negara dengan ketergantungan pada pasar ekspor yang relatif rendah atau kurang dari 50 persen. Itu menjadikan negara-negara seperti Indonesia, Jepang, Brasil, Tiongkok, dan Amerika Serikat, memiliki resiliensi yang tinggi melalui dukungan pasar domestik yang kuat.

"Harga komoditas yang tinggi di pasar dunia dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong peningkatan nilai ekspor Indonesia. Namun, sejak pertengahan 2022 telah mengalami pelambatan, dan menunjukkan penurunan di akhir 2022," kata Airlangga dalam keterangannya, Kamis, 12 Januari 2023.

Kanwil Bea Cukai Jakarta Gelontorkan Fasilitas Kawasan Berikat untuk Dua Perusahaan Ini

Minyak kelapa sawit (CPO) campuran Biodiesel.

Photo :
  • R Jihad Akbar/VIVAnews.

Dia menjelaskan, penurunan ekspor itu termasuk pada tiga komoditas utama ekspor Indonesia, yakni logam, CPO, dan batu bara. Beberapa komoditas utama perdagangan global lainnya seperti gas alam, minyak brent, dan gandum, juga memperlihatkan tren penurunan.

Pelepasan Ekspor Berkelanjutan Produk Kerajinan Kerang Asal Magelang

"Kalau kita lihat beberapa negara yang manufakturnya ekspansif yaitu Jepang, Prancis, Meksiko, Indonesia, Brasil, India dan Arab Saudi, sehingga menunjukkan sektornya masih kuat. Tetapi hampir beberapa negara besar seperti Italia, Jerman, Korea PMI-nya di bawah 50 persen," ujar Airlangga. 

Dia mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa dunia diperkirakan masih akan berada dalam ketidakpastian pada tahun 2023 ini.

"Kita juga melihat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan perdagangan yang tahun lalu ekspansinya 3,5 persen, maka di tahun ini diperkirakan hanya 1 persen," ujarnya. 

Diketahui, hingga akhir 2022, nilai ekspor Indonesia mencapai US$299,57 miliar, atau tumbuh 29,40 persen secara year-on-year (yoy). Sedangkan sisi impor juga mengalami pertumbuhan yang hampir setara, yakni 25,37 persen (yoy) atau sebesar US$245,98 miliar.

Lebih lanjut, kinerja ekspor dalam perdagangan internasional Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan akan tumbuh sebesar 12,8 persen (yoy), dan impor akan tumbuh lebih tinggi yakni sebesar 14,9 persen (yoy).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya