Suku Bunga Naik, Sri Mulyani Sindir Bos Bank: Wajah Anda Kayaknya Lebih Bahagia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kalimat yang bias kepada bos perbankan. Ia mengatakan, naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) membuat wajah para bankir itu bahagia.

Banyak Bank Bangkrut, OJK Pastikan Seluruh BPR dan BPRS di Indonesia Dalam Pengawasan Normal

Hal itu dikatakannya di depan para pertinggi perbankan dalam acara CEO Banking Forum bertajuk ‘Leadership Sharing’, Senin, 9 Januari 2023. Sri Mulyani menyebut, kenaikan suku bunga acuan BI sepanjang 2022 membuat para bankir menari-nari di atas penderitaan orang.

"Beda sekali kalau bicara tentang kenaikan suku bunga terus wajah anda kayaknya lebih bahagia gitu. ‘Selama ibu bisa mengelola dan menstabilkan ekonomi suku bunga naik it's fine with us ibu' (anda bilang) gitu kan," kelakar Sri Mulyani.

IHSG Menguat pada Sesi I, Saham ARTO hingga JSMR Ikut Kinclong

Ilustrasi aktivitas perbankan

Photo :
  • U-Report

Tercatat, BI sepanjang 2022 sudah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak lima kali mulai Agustus 2022 hingga Desember 2022. Kenaikan terakhir suku bunga acuan BI sebesar 5,5 persen.

LPI Survei 10 Menteri Kabinet Prabowo dengan Kinerja Terbaik: Nomor 1 dan 4 Mengejutkan

Bendahara negara ini melanjutkan, untuk 2023 melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pemerintah mendesain agar menjadi instrumen untuk mengelola dan menjaga masyarakat hingga ekonomi.

"APBN juga tetap di desain sebagai instrumen yang harus mengelola dan menjaga masyarakat dan ekonomi," ujarnya.

Menkeu Ingatkan untuk Terus Waspada

Selain itu, Menkeu mengingatkan untuk terus waspada di tengah keoptimisan ekonomi tahun ini. Hal itu karena International Monetary Fund (IMF) telah memproyeksikan ekonomi dunia hanya akan tumbuh 2,7 persen.

"Kalau tahun 2021 pertumbuhan ekonomi dunia di 6 persen, tahun 2022 oleh IMF hanya 3,2 persen, 2023 hanya 2,7 persen. Jadi bisa dilihat bagaimana turunnya pertumbuhan ekonomi dunia," jelasnya.

Sri Mulyani mengatakan, IMF juga memproyeksikan bahwa sepertiga ekonomi dunia dalam hal ini 30 persen atau 40 persen ekonomi negara-negara akan mengalami resesi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya