Subsidi Tarif KRL hingga Transportasi Daerah 3T, Pemerintah Bisa Tiru Negara-negara Ini

KRL Jogja-Solo-Palur.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA Bisnis – Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai, subsidi transportasi atau Kereta Rel Listrik Jabodetabek harus tepat sasaran. Hal itu merespons atas rencana Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang akan membedakan tarif KRL Jabodetabek.

Tol Cimanggis-Cibitung Diskon 10 Persen saat Musim Libur Nataru, Cek Tarifnya

Djoko mengatakan, seharusnya subsidi transportasi umum diberikan terhadap warga yang dalam kegiatannya menggunakan transportasi untuk bekerja.

"Dapat dibedakan atau tidak tergantung kemauan politik pemerintahnya dan ketersediaan anggaran yang ada," kata Djoko dari keterangan yang diterima VIVA, Rabu, 4 Januari 2022.

5 Alasan Inflasi Tetap Terkendali Meski PPN Jadi 12 Persen pada 2025

Djoko mencontohkan, pada layanan transportasi umum Bus Trans Jateng dan Bus Trans Semarang. Sudah diberlakukan pembedaan tarif kelompok umum, pelajar, mahasiswa, buruh, lansia.

KRL Commuter Line Anjlok di Kampung Bandan.

Photo :
  • istimewa
PPN Jadi 12 Persen Ditegaskan Tak Bikin Daya Beli Loyo, Ekonom Ungkap Perhitungannya

"Hingga sekarang cukup lancar dan tidak bermasalah. Malahan, buruh merasa terbantu dengan tarif khusus itu, dapat mengurangi pengeluaran ongkos transportasi untuk bekerja," jelasnya.

Padahal kata dia, kontrak Public Service Obligation (PSO) KRL Jabodetabek 2022 sebesar Rp 1,8 triliun dan di tahun 2023 sebesar Rp 1,6 triliun.

"Demikian pula total PSO tahun 2022 sebesar Rp 2,8 triliun turun di tahun 2023 menjadi Rp 2,5 triliun. Sebanyak 64 persen dari nilai total PSO Perkeretaapian diberikan untuk PSO KRL Jabodetabek," ujarnya.

Atas hal itu, dia membandingkan dengan subsidi layanan transportasi tahun 2023 untuk daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T).

"Untuk 3T dan Perbatasan dengan bus perintis se-Indonesia cuma mendapat Rp 177 miliar (327 trayek), sekitar sepersepuluh dari PSO KRL Jabodetabek. Subsidi angkutan perintis penyeberangan di 273 lintas Rp 584 miliar, angkutan perkotaan di 10 kota hanya Rp 500 miliar," terangnya.

Djoko melanjutkan, banyak negara yang sudah menerapkan tarif subsidi yang tepat sasaran. Seperti di Singapura yang memberikan subsidi bagi lansia dengan diskon 25 persen, dan disabilitas dan pelajar diskon 50 persen.

KRL Solo-Yogya genap setahun beroperasi.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Fajar Sodiq (Solo)

Kemudian negara bagian Victoria (Australia) menerapkan pemberian subsidi bagi lansia, disabilitas dan pelajar pada jam tidak sibuk antara jam 09.30-16.00 sebesar 30 persen. Belgia 19 persen pada jam tidak sibuk dan sibuk untuk moda trem.

Berikutnya, Amerika Serikat memberikan diskon kisaran 20 persen hingga 50 persen untuk warga berpenghasilan di bawah upah standar. Metrolink di Kota Manchester (Inggris) menerapkan tarif diskon 50 persen untuk penumpang berpendapatan per bulan kurang dari rata-rata upah standar minimum, dan tarif diskon 35 persen untuk lansia dan disabilitas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya