Sri Mulyani Umumkan APBN 2022 Defisit Rp 464 Triliun atau 2,38 Persen PDB

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • youtube Sekretariat Presiden

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 tercatat mengalami defisit Rp 464,3 triliun atau 2,38 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Meski begitu, angka ini dinilai lebih rendah dari target defisit APBN 2022 yang ditetapkan Rp 840,2 triliun.

DPR Minta Pemerintah Tak Andalkan PPN untuk Dongkrak Pendapatan Negara

"Defisit tahun 2022 ditutup dengan Rp 464,3 triliun ini juga dibandingkan (target defisit) APBN awal Rp 868 triliun, atau (angka revisi target) di Perpres 98 defisit Rp 840,2 triliun. Angka Rp 464,3 triliun ini jauh lebih rendah hampir separuhnya," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa, 2 Januari 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.
Komisi XI DPR Sebut PPN 12% Bisa Dongkrak Pendapatan Negara hingga Rp70 Triliun

Bendahara negara mengatakan, meskipun terjadi defisit. Namun, defisit tersebut turun tajam dibandingkan 2021 lalu yang mencapai Rp 775 triliun.

"Ini adalah penurunan sangat tajam, defisit hingga 40 persen. Ini yang menunjukkan konsolidasi fiskal yang sangat luar biasa," katanya.

6 Tips Belanja di E-Commerce saat Harbolnas, Makin Untung Anti Buntung

Realisasi Pendapatan Negara Rp 2.626 Triliun

Sri Mulyani mengatakan, untuk realisasi pendapatan negara pada 2022 sebesar Rp 2.626,4 triliun atau tumbuh 30,6 persen dibandingkan tahun 2021 yang realisasi hanya sebesar Rp 2.011,3 triliun.

"Realisasi yang bisa kita kumpulkan adalah di Rp 2.626 triliun realisasi sementara. Dalam hal ini, realisasi adalah 115,9 persen dari Perpres 98 yang sudah direvisi," ujarnya.

Dia merinci, pendapatan negara itu terdiri dari penerimaan pajak, kepabean dan cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Adapun realisasi pajak tercatat sebesar Rp 1.716,8 triliun atau tumbuh 34,3 persen.

Untuk kepabean dan cukai sebesar Rp 317,8 triliun atau tumbuh 18 persen dari tahun lalu yang realisasi sebesar Rp 269 triliun.

"Tahun ini sebetulnya diharapkan pada APBN 2022 awalnya target Rp 245 triliun kemudian direvisi Rp 299 triliun dan ternyata bea cukai bisa mengumpulkan Rp 317,8 triliun. Ini 106,3 persen dari Perpres 98 atau tumbuh 18 persen dari realisasi tahun lalu," ujarnya.

Sedangkan PNBP realisasi pada 2022 mencapai Rp 588,3 triliun atau tumbuh Rp 28,3 persen atau Rp 458,5 triliun dari realisasi 2021.

Belanja Negara Terealisasi Rp 3.090,8 Triliun

Sementara dari sisi belanja negara pada 2022 ini realisasi mencapai Rp 3.090,8 triliun atau 99,5 dari target Perpres 98/2022.

Tercatat belanja kementerian lembaga (K/L) mencapai Rp 1.079,3 triliun atau lebih besar dibandingkan APBN awal dan Perpres yaitu sebesar Rp 945,8 triliun atau 114 persen dari target Perpres.

Kemudian belanja non K/L sebesar Rp 1.195,2 triliun dari target Perpres 98 yang sebesar Rp 1.355,9 triliun. Transfer ke Daerah (TKD) pada 2022 realisasi sebesar Rp 816,2 triliun atau lebih tinggi dari APBN awal yang sebesar Rp 769,6 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan, untuk keseimbangan primer realisasi Rp 78 triliun atau tumbuh 81,9 persen.

"APBN awal, keseimbangan primer harusnya Rp 462 triliun di Perpres masih dicantumkan Rp 434,4 triliun, realisasi hanya Rp 78 triliun. Itu turun sangat tajam 81,9 persen dari posisi keseimbangan primer tahun lalu yang sebesar Rp 431,6 triliun," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya