VIVA RePlay 2022: Daftar BUMN Pailit dan Bubar Beserta Permasalahannya
- Wikagedung.co.id
VIVA Bisnis – Dunia usaha masih melalui masa sulit di tahun 2022, tak terkecuali bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Meski dikenal sebagai tempat idaman pencari kerja, tapi mesti diakui bahwa tidak semua BUMN punya kinerja cemerlang dan nasib yang beruntung.
Faktanya, ada sejumlah BUMN yang resmi pailit dan dibubarkan pada tahun 2022 ini. Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo juga menyetujui penutupan salah satu BUMN yaitu PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN) yang sudah direncanakan Erick Thohir pada 2020 lalu.
Selain itu, PT Merpati Nusantara Airlines dan PT Istaka Karya resmi diputuskan pailit dalam sidang di pengadilan pada tahun ini.
Simak selengkapnya daftar BUMN yang Pailit dan Bubar di 2022 beserta permasalahannya dalam VIVA Replay 2022:
1. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)
PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) resmi dinyatakan pailit oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Keputusan itu telah dibacakan hakim pada 2 Juni 2022 dan diumumkan lewat media massa.
Merpati Airlines diketahui sudah tidak beroperasi sejak tahun 2014. Sertifikat pengoperasian atau Air Operator Certificate (AOC) yang merupakan syarat utama maskapai untuk terbang telah dicabut di tahun 2015.
Utang Lebih Besar dari Aset
Merpati Airlines tercatat memiliki kewajiban sebesar Rp 10,9 triliun dengan ekuitas negatif Rp 1,9 triliun per laporan audit 2020. Kewajiban Merpati Airlines kepada pihak ketiga termasuk pesangon kepada eks-karyawan akan diselesaikan dari penjualan seluruh aset Merpati Airlines melalui mekanisme lelang sesuai dengan penetapan Pengadilan.
2. PT Istaka Karya (Persero)
Istaka Karya adalah BUMN kedua setelah PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) yang juga dinyatakan Pailit tahun ini. Permohonan pailit atau pembatalan perjanjian perdamaian (homologasi) diputuskan pada tanggal 12 Juli 2022.
Pembatalan homologasi itu dilakukan setelah PT Istaka Karya tidak mampu membayar kewajiban yang jatuh tempo pada akhir 2021.
Tak Ada Perbaikan Kinerja
Sejak putusan homologasi pada tahun 2013, Istaka Karya tidak menunjukkan perbaikan kinerja. Pada tahun 2021, Istaka Karya memiliki total kewajiban Rp 1,08 triliun dengan ekuitas perusahaan tercatat minus Rp 570 miliar. Adapun aset perusahaan tercatat Rp 514 miliar.
3. PT Kertas Kraft Aceh (Persero)
PT Kertas Kraft Aceh (PT KKA) berdiri pada tahun 1983 di Aceh Utara, Provinsi Aceh. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan kertas yang tujuan awalnya dalam rangka Swasembada kertas kantong semen.
PT KKA menggunakan kayu pinus sebagai bahan baku, karena karakteristik kayu bahan baku yang memiliki serat panjang sesuai untuk produk yang dihasilkan.
Berhenti Beroperasi karena Kesulitan Peroleh Bahan Baku
Perusahaan pelat merah ini berhenti beroperasi sejak 31 Desember 2007. Produksi dihentikan karena ketiadaan perolehan bahan baku dan gas. Tapi secara umum permasalahan PT KKA adalah dari dua aspek, yaitu aspek operasi dan aspek keuangan. PT KKA memiliki beban utang yang besar kepada kreditur yang menyebabkan kondisi keuangan perusahaan menjadi kurang baik.
Pembubaran PT KKA ditetapkan melalui keputusan Pemegang Saham yakni Kementerian BUMN pada tanggal 11 Maret 2022 melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
4. PT Industri gelas (Persero)
PT Industri Gelas (Persero) berdiri pada 29 Oktober 1956 dan awalnya ditetapkan sebagai perusahaan negara dengan nama PN Iglas. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan kemasan berbahan kaca, terutama botol. Perusahaan yang berkantor pusat di Segoromadu, Gresik ini telah berhenti beroperasi sejak tahun 2015.
Klien utama perusahaan ini adalah PT Coca Cola. Tetapi kemudian tidak lagi, karena Coca-cola beralih ke kemasan botol berbahan plastik.
Berhenti Beroperasi dan Merugi
Pembubaran Iglas ditetapkan melalui keputusan pemegang saham pada tanggal 10 Maret 2022. Menteri BUMN Erick thohir mengatakan, pembubaran BUMN ini adalah upaya untuk memberikan kepastian hukum dan menuntaskan permasalahan yang selama ini belum terselesaikan.
"Saya tegas: BUMN-BUMN yang tidak sehat, sudah tidak beroperasi, terus merugi, dan tidak berkontribusi kepada negara dan rakyat harus dibubarkan," kata Erick Thohir.
5. PT Industri Sandang Nusantara (Persero)
PT Industri Sandang Nusantara (ISN) merupakan BUMN yang bergerak di bidang tekstil. Perusahaan ini memulai sejarahnya pada 1961 saat pemerintah mendirikan 'Komando Proyek Sandang' Koprosan untuk membangun pabrik pemintalan dan pabrik pertenunan di sejumlah daerah di Indonesia.
ISN dibubarkan berdasarkan keputusan pemegang saham pada tanggal 2 Februari 2022. Sebab, sejak tahun 2018, pendapatan ISN hanya berasal dari jasa maklun (pengerjaan penjahitan) produksi kain, sehingga tidak dapat menutup operasional perusahaan.
Kalah Berkompetisi di Industri Tekstil
Permasalahan yang dihadapi ISN dilatarbelakangi oleh kompetisi di industri teksil yang sangat tinggi dengan kondisi industri yang secara umum dalam fase sunsen.
Perusahaan mengalami kerugian terus-menerus di mana pendapatan perusahaan per tahun 2022 sebesar Rp 52 miliar dan rugi bersih sebesar Rp 86,2 miliar.
Terkait dengan penyelesaian kewajiban karyawan, termasuk pesangon akan diselesaikan melalui penjualan aset milik ISN di Grati, Jawa Timur yang dilakukan melalui lelang.
6. PT PANN (Persero)
PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN) merupakan BUMN yang bergerak di bidang pembiayaan kapal. Perusahaan ini juga bergerak di bidang telekomunikasi dan navigasi maritim, serta jasa pelayaran untuk usaha jasa sektor maritim. Misalnya untuk membuat sistem monitoring kapal, estimasi keberangkatan dan kedatangan kapal, informasi cuaca hingga tracking nasional data center.
PT PANN didirikan pada Mei 1974 sebagai alternatif lembaga keuangan non-bank khusus untuk membiayai pembelian kapal dengan tujuan mengembangkan pelayaran nasional.
Bisnis perusahaan ini fokus kepada perusahaan pelayaran kelas menengah ke bawah dengan mekanisme leasing (sewa menyewa), beli dengan cicilan serta penjualan dan sewa kembali.
Punya Utang Besar dan Hanya Tersisa 7 Karyawan
Selain memiliki utang yang cukup besar, PANN juga disebut Erick Thohir hanya menyisakan sebanyak 7 karyawan. Menurut Erick Thohir, PANN sudah mengantongi sejumlah permasalahan sejak 1994 silam.