Gurita Bisnis Low Tuck Kwong, Orang Terkaya Nomor 1 di Indonesia yang Geser Duo Hartono
- forbes.com
VIVA Bisnis – Low Tuck Kwong saat ini tengah menjadi sorotan karena berhasil menggeser Hartono bersaudara dari posisi orang terkaya di Indonesia. Dia kini menduduki kursi orang terkaya nomor satu di Indonesia versi Forbes.
Melansir data Real-Time Billionaires Forbes Selasa, 27 Desember 2022, Low Tuck Kwong memiliki harta kekayaan sebesar US$27,8 miliar atau Rp 435,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.660 per dolar AS). Itu juga yang menjadikannya orang terkaya ke-48 di dunia.
Lantas dengan nilai harta yang dimiliki Kwong, apa saja bisnis yang dijalankannya?
Menurut data Forbes, Kwong merupakan raja batu bara kelahiran Singapura yang merupakan pendiri Bayan Resources. Perusahaan itu bergerak di sektor pertambangan batu bara yang beroperasi di Indonesia.
Punya 60,93 Persen Saham di Bayan Resources dan Beberapa Perusahaan Energi
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Low Tuck Kwong tercatat sebagai Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk. Dia menggenggam 2,03 miliar saham atau 60,93 persen.
Kwong juga memiliki perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy, yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources. Serta memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.
Bisnis Kabel Bawah Laut
Selain itu, Kwong juga memiliki bisnis jaringan internet dengan nama SEAX Global. Perusahaan miliknya kini tengah membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
Bisnis Dimulai pada 1973
Adapun mengutip laman resmi Bayan Resources, Kwong memulai bisnisnya pada 1973 dan mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yang bergerak sebagai kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan sipil dan struktur kelautan.
Pada tahun 1988, JSI memasuki kontrak penambangan batu bara dan merupakan kontraktor penambangan terkemuka. Hingga tahun 1998 Kwang mengakuisisi PT Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) dan PT Dermaga Perkasapratama (DPP)
Sejak diakuisisi oleh Kwang, Bayan Group dengan cepat bertransformasi menjadi perusahaan pertambangan batu bara yang sukses dan terkenal secara vertikal. Grup Bayan dibentuk melalui sejumlah akuisisi strategis di sektor batu bara dan didirikan dengan rekam jejak yang terbukti dalam mengembangkan tambang batubara greenfield.
Peningkatan Drastis Produksi Batu Bara pada 2018
Di bawah kepemimpinan Kwang, Bayan Group bertransformasi menjadi perusahaan tambang batu bara yang mulanya hanya memproduksi 1,9 juta ton pada tahun 2014. Namun produksi itu meningkat drastis pada 2018 menjadi sebesar 22,7 juta ton.
Hal itu menjadikannya lima perusahaan produsen batu bara terbesar di Indonesia. Pertumbuhan produksi juga ditargetkan akan meningkat sekitar 50 juta ton per tahun.