Marak PHK, Ini Usaha yang Dinilai Mampu Bertahan Hadapi Resesi
- VIVA.
VIVA Bisnis – Beberapa lembaga dunia memproyeksikan bahwa ekonomi dunia akan mengalami resesi pada 2023. Bahkan beberapa negara seperti Amerika Serikat hingga Eropa disebut akan ikut mengalami resesi.
Isu resesi tersebut diikuti oleh banyak perusahaan nasional maupun internasional yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran.
Menurut Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda, resesi yang terjadi itu dipicu tingginya suku bunga bank sentral termasuk Bank Indonesia (BI). Kenaikan itu, lanjut Huda, akan mengurangi investasi dan berdampak signifikan terhadap perusahaan.
"Dengan kenaikan suku bunga acuan akan mengurangi investasi dan berujung kepada ketidakmampuan perusahaan untuk ekspansi. Kemudian, perusahaan yang berutang pun akan membayar bunga utang lebih tinggi karena suku bunga meningkat akibatnya adalah perusahaan harus melakukan efisiensi," kata Huda saat dihubungi VIVA, Jumat, 23 Desember 2022.
Huda menyebutkan, resesi itu salah satunya akan berdampak signifikan ke perusahaan yang berorientasi ekspor. Mereka menjadi sektor yang terpuruk dan berpotensi melakukan PHK kepada pekerjanya karena pasar global yang lesu.
"Pasar global yang lesu (karena inflasi tinggi) akan membuat penurunan permintaan yang berujung pada penurunan produksi. Makanya industri yang berorientasi ekspor ini akan terkena hantaman paling besar dari resesi global," jelasnya.
Huda menilai untuk sektor bisnis yang akan bertahan dalam menghadapi resesi di antaranya adalah sektor usaha yang mengandalkan pasar domestik.
"Yang mengandalkan pasar domestik, (dan seperti) UMKM akan lebih bisa survive (dari resesi)," imbuhnya.