Koperasi bagi Penyandang Disabilitas Pertama di RI Resmi Didirikan
- VIVA/Anisa Aulia
VIVA Bisnis – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyerahkan surat keputusan (SK) pendirian Koperasi Pemasaran Tangguh Berdikari Indonesia yang merupakan koperasi disabilitas pertama di Tanah Air.
Menkop UKM, Teten Masduki mengatakan, langkah ini merupakan dukungan penuh pihaknya untuk menyediakan sarana pendukung bagi para penyandang disabilitas untuk berpartisipasi di dalam perekonomian nasional.
"Dengan berdirinya koperasi dan lembaga inkubasi ini, kami menargetkan tahun depan dapat berdiri 50 perusahaan atau wirausahawan baru dari penyandang disabilitas, yang kompetitif dan memiliki sustainability," kata Teten dalam keterangannya, Selasa 20 Desember 2022.
Teten menjelaskan, Kemenkop UKM juga berencana menjalin kerja sama dengan Kemendikbudristek, untuk menjadikan Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai inkubator-inkubator kecil dalam membangun kewirausahaan para siswanya.
"Diharapkan ketrampilan yang dimiliki oleh siswa-siswa SLB ini dapat menjadi modal dasar mereka untuk membangun kewirausahaannya," ujarnya.
Selain itu, wirausaha penyandang disabilitas melalui koperasi dapat juga difasilitasi pendanaannya, melalui Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB) yang dimiliki KemenkopUKM. Hal itu di samping dukungan pendanaan dari pihak lain, seperti misalnya dari sektor perbankan untuk mengembangkan usahanya.
"Saya yakin, sistem pendukung inilah yang diperlukan oleh penyandang disabilitas, agar mereka mampu untuk meningkatkan partisipasinya dalam perekonomian," ujar Teten.
Penyerahan SK pendirian Koperasi Pemasaran Tangguh Berdikari Indonesia itu dilakukan pada puncak acara pameran Karya Tanpa Batas, yang digagas Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) ke dalam rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional.
Mewakili OASE-KIM, Suzanna Teten Masduki menjelaskan bahwa Ajang Karya Tanpa Batas ini diharapkan dapat menjadi event tahunan di bulan Desember, dan juga tak sekadar untuk merayakan hari disabilitas internasional semata.
"Ajang tersebut diharapkan dapat mendorong dan memantau peningkatan partisipasi kaum disabilitas di Indonesia, serta untuk menunjukkan pada penyandang disabilitas bahwa negara ada bersama mereka," ujar Suzanna.