ADB Beri Pemerintah Pinjaman Rp 2,1 Triliun untuk Pengembangan Inovasi dan Startup RI

Ilustrasi utang luar negeri Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA Bisnis – Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman senilai US$138,52 juta atau Rp 2,1 triliun (kurs Rp 15. 675 per dolar AS). Pinjaman itu diberikan untuk mendukung strategi Pemerintah Indonesia dalam komersialisasi riset dan inovasi, serta meningkatkan keberhasilan perusahaan rintisan (startup) di empat kawasan sains dan teknologi di Indonesia.

Keren! Penjual Bakso Asal Malang ini Perbaiki Jalan Desa Pakai Dana Pribadi, Warganet Senggol Pemerintah

Senior Spesialis Sektor Sosial ADB untuk Asia Tenggara, Fook Yen Chong mengatakan, proyek penguatan riset dan inovasi melalui kawasan sains dan teknologi yang modern dan efisien akan mendukung Segmentation, Targeting, and Positioning (STP) di sejumlah institusi pendidikan tinggi negeri ternama. Seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Indonesia.

Menurutnya, proyek ini akan mendukung peningkatan fasilitas riset, inovasi, dan inkubasi startup, memberi hibah untuk pelaksanaan penelitian terapan dan inkubasi startup. Serta meningkatkan keahlian peneliti STP dan kemampuan staf pengelola riset dan inovasi.

Uskup Agung Jakarta soal PPN 12%: Kalau Pemerintah Sudah Memutuskan, Ikut di Dalam Arus Itu

“Terbatasnya penguasaan teknologi pada industri dan kurangnya kapasitas penyerapan teknologi baru dapat mengurangi produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi,” kata Fook dalam keterangannya, Senin 12 Desember 2022. 

Ilustrasi startup.

Photo :
  • Stanford Graduate School of Business - Stanford University
Mau Tahu Cara Membuat Investor Tertarik pada Startup Baru Anda? Ini Langkahnya!

Melalui proyek ini, jelasnya, berbagai industri di Indonesia yang bekerja sama dengan STP di empat universitas ini akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan sumber daya dengan lebih baik, menciptakan produk baru, dan masuk ke pasar-pasar baru.

"Kami memperkirakan bahwa adopsi teknologi baru di Indonesia dapat menambah 0,55 poin persentase ke pertumbuhan produk domestik bruto tahunan selama 20 tahun ke depan, sehingga dapat mendorong perekonomian Indonesia masuk ke kelompok negara berpenghasilan tinggi,” ujarnya.

Adapun proyek ini akan membantu penguatan STP pada berbagai bidang teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sektor ekonomi prioritas Indonesia. Di antaranya energi terbarukan dan teknologi penyimpanan, transportasi kendaraan listrik dan otonom, teknologi informasi dan komunikasi , pengolahan produk pertanian dan pangan (produk pangan fungsional dan pangan halal), teknologi kesehatan, farmasi dan obat-obatan.

"Proyek ini juga akan memperkuat kemitraan pemerintah–swasta, meningkatkan daya saing dan produktivitas angkatan kerja seiring pengembangan dan adopsi teknologi baru, serta memperkuat kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja bagi kaum muda," jelasnya. 

 Dalam mendesain proyek ini ADB telah memasukkan praktik terbaik internasional. Proyek ini akan mendukung inovasi berbasis permintaan pasar dan menumbuh-kembangkan ekosistem usaha start-up yang berkelanjutan. Proyek ini juga akan membangun sinergi dengan beberapa proyek ADB di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya