Wamenkeu Suahasil Angkat Bicara Kemenkeu Disebut Isinya Iblis Atau Setan

Wamenkeu Suahasil Nazara.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA Bisnis – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara merespons, atas pernyataan Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil yang menyebutkan bahwa orang di Kementerian Keuangan sebagai iblis atau setan.

Bahas Aturan Kemasan Rokok Tanpa Merek, Kemenkes Janji Rangkul Seluruh Stakeholder

Suahasil mengatakan, perkataan yang dilontarkan oleh Adil tidaklah pantas. Di mana pernyataan kontroversial itu dikatakan dalam rapat koordinasi Pengelolaan Pendapatan Belanja Daerah se-Indonesia di Pekanbaru, Kamis 8 Desember 2022 lalu.

"Ada Bupati berpikir Kementerian Keuangan itu iblis atau setan... Nggak proper sama sekali. Serius mikirnya begitu?" kata Suahasil dalam Instagramnya @suahsil, Senin 12 Desember 2022.

PPN Naik Jadi 12 Persen, Ketua Aprindo Minta Sri Mulyani Tinjau Ulang

Suahasil menjelaskan, kehadiran negara melalui Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk berbagai daerah bukan hanya melalui Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Insentif Daerah (DID).

Kehadiran negara jelasnya, juga dilakukan melalui belanja-belanja kementerian lembaga (K/L) pusat maupun daerah. Seperti belanja Kementerian PUPR, Kementerian Sosial. Kemudian belanja subsidi energi BBM dan listrik.

Edy Rahmayadi Laporkan Plt Bupati Tapsel ke Bawaslu Diduga Intimidasi Kepsek Agar Pilih Bobby Nasution

Wamenkeu Suahasil Nazara.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.

"Semuanya itu untuk dialokasikan kepada masyarakat seluruh Indonesia," jelasnya.

Suahasil menegaskan, jika ingin memberikan masukan apa yang harus diperbaiki haruslah dengan cara yang baik dan benar.

"Kalau ada yang perlu diperbaiki, bukan hanya 'boleh' atau 'dapat', tapi malah HARUS kita perbaiki. Kita bicarakan dengan data, dengan bicara yang baik, dengan konteks ke-Indonesiaan," tegasnya.

Suahasil juga menyoroti atas perkataan Adil yang meminta agar Meranti untuk pindah ke negeri tetangga. Di mana menurutnya, perkataan itu tidaklah sepantasnya diucapkan.

"Yang paling menyedihkan adalah ketika berpikir 'pindah' negeri sebelah saja. Ini jauh dari cita-cita pendiri Republik, dan jauh dari cita-cita Indonesia," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil meluapkan emosinya ke Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan, Lucky Alfirman. Bahkan pada kesempatan itu, Adil sempat mempertanyakan orang di Kementerian Keuangan apakah berisi iblis atau setan.

Muhammad Adil turut mempertanyakan soal dana bagi hasil (DBH) minyak di Kepulauan Meranti kepada Kemendagri dan Kemenkeu.

“Saya tadi sedikit protes pidato pak gubernur bahwa ada penurunan DBH di Provinsi Riau. Mungkin secara umum ada ya, tapi di tempat saya itu DBH bukan malah menurun. Minyak kami itu malah bertambah banyak,” kata Adil.

Adil menyebutkan wilayah Meranti mendapatkan 8000 barel/d minyak. Akan tetapi, ia mengaku tidak mendapatkan penjelasan dari Kemenkeu berapa total yang seharusnya mereka terima.

Kemudian, Adil menyebutkan bahwa dirinya sudah tiga kali mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk dilakukannya audiensi secara langsung. Namun, dirinya ditawarkan untuk melakukan audiensi secara daring atau online.

Bupati Meranti, Muhammad Adil

Photo :
  • Instagram @muhammad_adil_riau

“Ini untuk pak Dirjen ketahui, berulang kali saya sampai 3 kali menyurati ibu menteri (Menkeu Sri Mulyani) untuk audiensi. Tapi alasannya Menteri Keuangan mintanya online, online, online,” ucapnya.

Selanjutnya, Adil pun menjelaskan di tahun 2022 ini DBH minyak mendapatkan Rp 114 miliar. Namun, waktu itu hitungannya 60 dolar/barel pada perencanaan pembahasan APBD-nya. Sementara itu, di tahun 2023 kata dia, pembahasan APBD naik setelah mengikuti nota pidato Presiden Jokowi. Adil menyebutkan, pada saat itu hitungannya 1 barel US$100.

Kemudian, Adil pada saat mengikuti rapat bersama Kemenkeu dia tidak bisa menyampaikan keluhannya. Setelah didesak, barulah diterima DBH US$100 per barel.

“Kemarin waktu zoom dengan Kemenkeu tidak bisa menyampaikan dengan terang. Didesak, desak, desak barulah menyampaikan dengan terang bahwa US$100 per barel,” tutur dia.

Dia pun mengaku sudah menghadiri sebuah agenda di Kota Bandung yang rencananya juga dihadiri oleh Sri Mulyani. Namun, ia pun menyebutkan bahwa dirinya tak kunjung bisa bertemu dengan Sri Mulyani dikarenakan yang bersangkutan tidak hadir.

“Sampai ke Bandung saya kejar Kemenkeu, juga tidak dihadiri oleh yang kompeten. Itu yang hadir waktu itu entah staf atau apalah. Sampai pada waktu itu saya ngomong ‘Ini orang keuangan isinya ini iblis atau setan’,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya