RI Masih Impor Lengkeng hingga Timun, Mendag Marahi Importir: Buat Apa?
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA Bisnis – Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengaku sangat heran dengan maraknya buah dan sayur-sayuran impor yang beredar di Tanah Air. Setelah banyak berdiskusi dengan para importir buah dan sayur, ternyata barang-barang yang kerap diimpor itu menurutnya tidak terlalu penting karena sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri
"Saya bertanya kepada kawan-kawan importir itu, apa saja yang diimpor? Kalau cuma buah lengkeng saja ngapain jauh-jauh impor? Di Cianjur banyak," kata Zulhas di kantornya, Rabu 7 Desember 2022.
"Lalu timun, masa kita impor timun? Yang benar saja, buat apa?" ujarnya.
Setelah berkeliling mengunjungi pusat-pusat produksi buah dan sayur di sejumlah kota seperti Surabaya hingga Indramayu, Zulhas menegaskan bahwa kualitas buah dan sayur yang diproduksi di daerah-daerah tersebut sebenarnya tidak kalah saing dengan yang diimpor.
"Saya kemarin baru dari Surabaya, kita punya alpukat dan buah naga itu besar-besar. Di Indramayu mangga itu banyak sekali, manis-manis, tapi bahkan sampai busuk karena enggak laku. Karena biasanya (harga per kg) Rp 20.000, tapi mereka pas panen cuma Rp 2.000, ongkos petiknya saja tidak cukup," kata Zulhas.
Terlebih, Zulhas berpendapat bahwa banyak dari buah-buahan yang diimpor itu sebenarnya justru tidak memiliki pangsa pasar yang besar di dalam negeri.
"Buah-buahan kita itu masih sangat banyak, ngapain kita masih impor lengkeng kering, jeruk kering, apel yang kalau dicuci ada lapisan lilinnya? Buat apa?" ujar Mendag.
Mendag Minta Importir Bantu Ekspor Buah Dalam Negeri
Padahal di sisi lain, jika para petani buah dan sayur di Tanah Air ingin mengekspor hasil produksinya ke sejumlah negara, seperti misalnya ke India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, atau Jepang, itu susahnya minta ampun. Karenanya, Zulhas pun meminta para importir buah dan sayur tersebut, untuk turut membantu membuka pasar ekspor bagi produk-produk buah dan sayur lokal ke mancanegara.
"Jadi gini aja deh, kalau kita impor buah sekian banyak dari sebuah negara, kita balikin ekspor dengan jumlah yang sama," kata Zulhas.
"Maka saya bilang kepada para importir itu, kenapa kalian tidak bantu rakyat kita untuk ekspor ke Tiongkok misalnya. Kalau sekarang kita impor lengkeng atau sayur-sayuran, coba gantian bantu ekspor buah naga, alpukat, salak, manggis dan lain-lain yang bagus-bagus dan mereka tidak punya itu," ujarnya.