Stok Kedelai Tipis dan Impor Lamban, Tahu Tempe Sumbang 13,56 Persen Inflasi Tinggi November
- VIVA/Sherly
VIVA Bisnis – Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Setianto melaporkan, pada inflasi November yang mencapai sebesar 5,42 persen, tahu dan tempe diketahui menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar.
"Tahu dan tempe masih mengalami kenaikan harga, sehingga turut menyumbang terhadap inflasi November 2022," kata Setianto dalam telekonferensi, Kamis 1 Desember 2022.
Dia menjelaskan, kenaikan harga tahu dan tempe ini disebabkan karena menipisnya stok kedelai di dalam negeri. "Sementara realisasi impor kedelai lamban," ujarnya.
Dia mencatat, secara year-on-year kenaikan harga tahu turut memberikan andil inflasi sebesar 12,43 persen. Sementara secara month-to-month, harga tahu berkontribusi sebesar 2,12 persen terhadap inflasi November 2022.
"Sementara harga tempe turut memberikan andil 13,56 persen secara year-on-year, atau 2,13 persen secara month-to-month," ujar Setianto.
Dia menambahkan, berdasarkan data dari Chicago Board of Trade, harga kedelai memang sudah mengalami kenaikan sejak bulan September 2022.
"Naiknya harga kedelai membuat para pedagang khawatir akan kenaikan produk-produk olahan kedelai, seperti misalnya tempe dan tahu," ujarnya.