Penyebab Rupiah Perkasa pada Pembukaan Kamis ke Level Rp 15.608 per Dolar AS 

Rupiah Menguat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Kamis pagi, 1 Desember 2022. Terpantau pukul 09.15 WIB rupiah menguat sebesar 124 poin atau 0,75 persen ke posisi Rp 15.608 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp 15.732 per dolar AS.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2025 Capai 5,6 Persen

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp 15.742 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, International Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi global pada 2023 akan mengalami penurunan dari 6 persen pada 2021, menjadi 2,7 persen pada 2023 mendatang.

Jaminan Sosial Pegang Peranan Penting Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Baca juga: IHSG Dibayangi Sentimen Data Inflasi, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini

"Hal itu mengakibatkan adanya ancaman resesi di sejumlah negara, berbagai faktor dinilai telah menyebabkan perlambatan, seperti pandemi COVID-19 yang berkepanjangan di beberapa negara. Serta konflik bersenjata antara Rusia dengan Ukraina di belahan timur Eropa," kata Ibrahim dalam risetnya, Kamis 1 Desember 2022. 

Rupiah Menguat Dipicu Besarnya Peluang Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Ibrahim menuturkan, pemulihan ekonomi di Indonesia sudah mulai berjalan, hal itu dilihat dari mobilitas masyarakat yang memicu perputaran roda perekonomian Indonesia. Dia menilai kegiatan ekonomi di Indonesia bisa bertahan dengan baik jika protokol kesehatan terjaga.

"Pasalnya saat ini kegiatan keramaian yang bisa mendorong perputaran perekonomian bisa berjalan, daya beli masyarakat saat ini masih terjaga di tengah ancaman inflasi. Karena masih banyak kegiatan didatangi masyarakat yang dengan itu menimbulkan kegiatan ekonomi," ujarnya. 

Menghitung uang kertas rupiah pecahan 100 ribu (ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Selain itu kata Ibrahim, perekonomian Indonesia sudah berjalan ke arah yang positif di mana itu terlihat dari kedigdayaan perekonomian Indonesia. Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 berhasil mengalami peningkatan hingga 5,7 persen.

Namun, agar masyarakat tetap waspada terhadap inflasi jelasnya, maka optimisme masyarakat serta kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi tantangan global, merupakan kunci untuk dapat bertahan di tengah ketidakpastian global.  

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun ditutup melemah di rentang  Rp 15.710 - Rp 15.770," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya