Lokananta Direvitalisasi Jadi Creative Hub, Erick Thohir Sebut Daripada Mangkrak
- ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
VIVA Bisnis – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mendukung penuh revitalisasi dan pengembangan Lokananta sebagai creative hub khususnya industri seni.
Ke depannya, Lokananta akan menjadi sentra kreativitas bagi para seniman, pentas ekspresi bagi para musisi. Serta wahana bagi UMKM lokal untuk mengembangkan usahanya.
"Kami di BUMN melihat pertumbuhan ekonomi ini harus terus didorong. Salah satunya di industri kreatif," kata Erick dalam keterangannya, dikutip Selasa, 29 November 2022.
Dia menambahkan, industri kreatif itu memiliki turunan berupa musik, film, dan lainnya. "Kita harus jadi pop culture country, artinya budaya kita harus punya nilai ekonomi, tapi tidak menghilangkan esensi dari budaya kita," ujarnya.
Erick berharap Lokananta dapat menjadi salah satu destinasi wisata edukatif, yang dapat memberikan multiplier effect untuk perekonomian, khususnya bagi musisi lokal, UMKM, dan masyarakat sekitar. Karena itu, BUMN mendukung penuh pengembangan Lokananta, dengan semangat mendorong kebangkitan industri kreatif dan UMKM di Indonesia.
"Banyak aset-aset BUMN yang punya nilai sejarah, kita coba kembangkan dan bangkitkan daripada mangkrak, mending kita manfaatkan," kata Erick.
Lokananta menjadi salah satu bagian terpenting dari sejarah industri musik di Indonesia. Sejak didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956 oleh Raden Maladi, Oetojo Soemowidjojo, dan Ngabehi Soegoto Soerjodipoero, Lokananta telah menghasilkan sekitar 50 ribu keping piringan hitam dan mengorbitkan banyak musisi legendaris Indonesia.
Antara lain seperti Gesang, Ismail Marzuki, Waljinah, Bing Slamet, Titiek Puspa, Sam Saimun, dan Bubi Chen. Bahkan, banyak musisi dan penyanyi legendaris Indonesia yang pernah merekam lagu-lagunya di Lokananta, seperti Slank dan Glenn Fredly. Selain itu, Lokananta juga masih menyimpan aset rekaman bersejarah di Indonesia, seperti 5.000 arsip lagu daerah maupun nasional, termasuk di antaranya master lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'.
Untuk itu, Erick berpendapat bahwa Lokananta sebagai aset Perum Percetakan Negara Republik Indonesia, yang bergabung dalam Klaster Perusahaan Pengelola Aset (anggota Holding BUMN Danareksa), perlu dioptimalkan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi industri kreatif dan anak muda.
Lokananta sebagai studio rekaman pertama dan terbesar di Indonesia, memiliki kualitas hasil rekaman sekelas studio rekaman Abbey Road di London, yang merupakan studio rekaman pengorbit band legendaris The Beatles.
"Lokananta sebagai aset yang merupakan sejarah bangsa Indonesia, ya ini kalau bisa dimanfaatkan juga untuk komunitas. Nah, karena itu, makanya hari ini kita kembalikan bagaimana aset ini bisa bermanfaat untuk industri kreatif dan anak muda Indonesia khususnya Solo," ujarnya.