Dua Konglomerat Tambang Bertemu, Bakal Ada Gebrakan Baru?

Ilustrasi orang terkaya.
Sumber :

VIVA Bisnis – Dunia pertambangan nasional kian jadi perbincangan setelah dipandang sebagai sektor potensial dengan pertumbuhan positif tiap tahunnya. Baru-baru ini, terjadi pertemuan antara dua konglomerat tambang, yakni Haji Romo Nitiyudo Wachjo alias Haji Robert dan Dato’ Dr. Low Tuck Kwong

Ingin Investasi Emas? Simak Jenis-Jenisnya dan Pilih yang Tepat

Diketahui, Haji Robert merupakan pemilik PT Nusa Halmahera Minerals dan PT Petrosea, Tbk. Haji Robert merupakan pemilik Indotan Group, kelompok perusahaan konglomerasi dengan berbagai lini bisnis di Indonesia.

Melalui PT Indotan Halmahera Bangkit, dia mengambil alih saham mayoritas di PT Nusa Halmahera Minerals yang mengoperasikan tambang emas Gosowong. Pada 2022 ini, Haji Robert secara resmi menjadi pemilik PT Petrosea Tbk melalui PT Caraka Reksa Optima. 

6 Tips Cerdas untuk Memilih Tempat Nabung Emas yang Tepat bagi Pemula!

Sementara Dato’ Dr. Low Tuck Kwong merupakan pemilik PT Bayan Resources Tbk di Jakarta. Diketahui, Low Tuck Kwong dikenal sebagai ’raja batu bara’ dan juga pendiri PT Bayan Resources Tbk. Ia kini masih menjadi orang terkaya ketiga di Indonesia versi Forbes 2022, persis di bawah Hartono bersaudara.

Orang Kaya Versi Forbes 2012 Low Tuck Kwong

Photo :
  • forbes.com
Kabag Ops Polres Solok Selatan Tembak Kasat Reskrim, Tambang Galian C Jadi Pemicu?

Selama bertahun-tahun Low menjalin usaha bersama Haji Robert, termasuk Low pernah membeli salah satu tambang milik Haji Robert.

Menurut Angggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Royanto Purba, pertemuan kedua figur tambang tersebut merupakan isyarat baik bagi dunia pertambangan nasional, khususnya sektor batu bara dan emas. Sebab selama ini, persoalan pertambangan selalu mengalami kendala investasi.

“Permasalahan selama ini adalah soal investor. Banyak IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang mangkrak karena tidak memenuhi kecukupan pendanaan”, tutur Roy dikutip dalam keterangannya, Jumat, 25 November 2022.

Ilustrasi - Tambang batu bara

Photo :
  • ANTARA FOTO

Roy juga memandang perlunya pemerintah memberi akses yang lebih luas bagi para investor demi keberlangsungan usaha di bidang pertambangan. Sebab, kekayaan sumber daya alam Indonesia membutuhkan sentuhan-sentuhan kapital yang besar dan kuat. Tentu saja, sentuhan-sentuhan tesebut harus terwadahi dalam sebentuk pengawasan yang baik.

“Jika pemerintah fokus mengkapitalisasi usaha pertambangan ini, bisa dibayangkan betapa besarnya potensi ekonomi yang akan terus bertumbuh di Indonesia di masa depan”, tutup Roy.

Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui telah merilis sektor pertambangan dan penggalian bertumbuh 4 persen sepanjang 2021. Hal ini merupakan kabar baik dunia pertambangan Indonesia yang secara khusus, menurut Kementerian ESDM, menyumbang Rp 130 triliun bagi pendapat negara pada September 2022. Kondisi ini tidak terlepas dari peran para pengusaha pertambangan, khususnya batu bara, dalam berkomitmen bagi peningkatan ekonomi dalam negeri.

Sementara itu, Sekjen Masyarakat Pertambangan Indonesia, Tayeb Demara, mengharapkan pertemuan kedua figur tambang tersebut tidak sekadar pertemuan simbolik tanpa hasil. Pertemuan itu juga harus mendukung modernisasi sektor usaha pertambangan.

“Jika benar pertemuan itu terjadi, maka saya berharap mampu menambah daya gedor bagi produk usaha pertambangan yang selama ini bertumbuh baik. Kita berharap melalui peran investasi yang baik akan menciptakan suasana berusaha yang lebih berkualitas melalui pemaksimalan usaha berbasis digital, transparan dan akuntabel”, ungkap Tayeb.

Tayeb juga menegaskan pentingnya pemerintah mempermudah dan memangkas alur birokrasi agar para investor semakin merasakan kenyamanan dalam berinvestasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya