Sri Mulyani Ungkap Penyebab APBN 2022 hingga Oktober Defisit Rp169,5 Triliun
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Bisnis – Belanja subsidi energi baik bahan bakar minyak (BBM) maupun listrik melonjak pada Oktober 2022. Hal itu menjadi salah satu penyebab defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Oktober 2022 yang sebesar Rp 169,5 triliun.
"Kami sudah membayarkan kepada PLN kepada Pertamina sebesar Rp 184,5 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Kamis 24 November 2022.
Ani begitu sapaan akrabnya mengatakan, jika dilihat APBN telah menjadi shock absorber yang paling besar untuk penyaluran BBM termasuk Solar dan minyak tanah. Tercatat konsumsi tersebut naik 13,3 juta Kilo Liter (K/L) dari tahun sebelumnya yang hanya 11,7 KL.
"Ini menggambarkan pemulihan ekonomi sehingga mobilisasi dan permintaan terhadap BBM ini meningkat," ujarnya.
Kemudian pada LPG 3 kilogram kata Ani, juga sedikit mengalami kenaikan konsumsi dari 5,5 Metrik Ton (MT) menjadi 5,8 MT. Selain itu, konsumsi listrik turut naik 38,7 juta pelanggan dari tahun sebelumnya sebesar 38 juta pelanggan.
Sementara itu, untuk realisasi belanja negara hingga akhir Oktober 2022 mencapai Rp 2.351,1 triliun atau baru terserap sebesar 75,7 persen dari APBN 2022.
Tercatat untuk belanja kementerian lembaga (K/L) Rp 754,1 triliun atau 79.7 persen dari total alokasi belanja K/L, belanja non non K/L sebesar Rp 917,7 triliun atau baru terserap 67,7 persen.
Berikutnya, Transfer ke Daerah (TKD) realisasi sebesar Rp 679,23 triliun atau sudah terserap 84,4 persen, serta pembiayaan investasi sebesar Rp 77,92 triliun.
Adapun untuk APBN 2022 hingga Oktober 2022 tercatat mengalami defisit Rp 169,5 triliun atau 0,91 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisitnya APBN ini menjadi yang pertama kali pada 2022. Sebab mulai dari bulan Januari-September APBN mengalami surplus.