SKK Migas Undang Investor Masuk ke Industri Hulu Migas Indonesia

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto di acara '3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022' atau IOG 2022.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA Bisnis – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mengajak investor masuk ke sektor hulu migas Indonesia. Hal itu disampaikan dalam acara '3RD International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022' di Nusa Dua, Bali mulai hari ini, Rabu 23 November 2022.

Bursa Asia Semringah Menyusul Reli Tesla di Wall Street

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, pelaksanaan konvensi internasional ini bertujuan menunjukkan kemajuan, potensi, dan prospek SKK Migas untuk meningkatkan investasi dan mengumpulkan dukungan serta kolaborasi dari para pemangku kepentingan.

"Ini memberikan sinyal kepada masyarakat global, bahwa industri hulu migas Indonesia siap menarik investasi dan juga mendukung pengembangan pariwisata Indonesia," kata Dwi di Nusa Dua, Bali, Rabu 23 November 2022.

RSI Ungkap Potensi Besar Lahan Sawit RI Jadi Penopang Kemandirian Pangan dan Energi

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

SKK Migas ingin merefleksikan sejumlah aspek kemajuan IOG 4.0, dan tren global serta lokal seperti harga minyak, transisi energi, serta momentum acara G20. Untuk itu diusung tema 'Meningkatkan Investasi dan Mengadaptasi Transisi Energi Melalui Kolaborasi yang Lebih Kuat'. .

Komisi XI DPR Desak Apple Tanggung Jawab Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia

Ia melanjutkan, industri migas global saat ini sangat dinamis dan penuh tantangan, dimana situasi geopolitik menyebabkan gangguan pasokan energi dan pangan hingga menyebabkan kenaikan harga. 

"Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan ancaman inflasi dan krisis ekonomi dan energi. Dengan demikian, ketahanan energi merupakan isu penting untuk dibahas," ujar mantan Direktur Utama Pertamina itu.

Ia melanjutkan, tren global lain yang memengaruhi industri migas adalah isu transisi energi. Setelah Protokol Kyoto, Perjanjian Paris, dan G20 terbaru, banyak negara termasuk Indonesia yang berkomitmen penuh untuk mengurangi emisi karbon.

Di industri migas, Dwi melihat bahwa beberapa perusahaan minyak besar telah memasukkan pengurangan karbon dan investasi energi terbarukan, ke dalam strategi portofolio mereka. Karenanya, investasi migas harus ditingkatkan, karena perlu memasukkan program pengurangan karbon seperti Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS).

Di sisi lain, persaingan untuk mendapatkan investasi di bidang migas semakin meningkat. Di era transisi energi, LNG akan memainkan peran penting karena kebutuhan pasokan gas alam yang mendesak seperti di Eropa, dan pertumbuhan populasi dan ekonomi di negara-negara Asia seperti India dan Indonesia.

"Karenanya, sebagai negara yang berpengalaman luas menjadi produsen LNG, Indonesia memiliki peluang yang sangat baik untuk menarik investasi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya