Cegah Bencana di IKN, Menteri Basuki Fokus ke 3 Aspek Mitigasi Struktural Ini
- Dok. PUPR
VIVA Bisnis – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, salah satu pertimbangan pemerintah dalam menetapkan titik pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur adalah karena lokasinya yang aman dan minim ancaman bencana.
Namun, Basuki mengaku bahwa IKN bukanlah kawasan yang seluruhnya bebas dari bencana, namun risikonya dapat diminimalisir dengan upaya struktural (pembangunan konstruksi fisik) maupun non-struktural sesuai kerentanan wilayah.
"Dalam upaya mitigasi struktural, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan infrastruktur kawasan IKN dengan memperhatikan 3 aspek, yakni menjamin kualitas, menjaga kelestarian lingkungan, dan memperhatikan estetika," kata Basuki dalam keterangannya, Senin 21 November 2022.
Baca juga: Dampak Gempa Cianjur, Jalan Nasional Tertimbun Longsor dan Pohon Tumbang
Ketiga aspek tersebut yakni pertama menjamin kualitas. Hal itu misalnya dalam membangun jalan tol menuju Kawasan IKN, yang tentunya harus lebih baik dari jalan tol di tempat lain. "Kami juga meminta dukungan dari JICA Jepang (Japan International Cooperation Agency), untuk ikut mensupervisi pekerjaan ini. Jadi enggak main-main untuk kualitas," ujarnya.
Kedua, dalam menjaga kelestarian lingkungan, Kementerian PUPR juga melakukan mitigasi potensi bencana longsor. Antara lain dengan mempertahankan ruang hijau lebih dari 75 persen, dari 6.600 hektare luas area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Kemudian memasang Sensor Monitoring Pergerakan Tanah, membangun dengan mengikuti topografi dan kontur berondulasi dengan memanfaatkan cekungan untuk embung, dan merancang jalan dengan kemiringan kurang dari 10 persen.
Selanjutnya, kata Basuki, ada juga mitigasi potensi bencana banjir dan Smart Water Management, dengan menampung air hujan dalam tanki bawah tanah yang diolah dan dimanfaatkan untuk penyiraman taman, pengurasan saluran, dan pembersihan jalan.
"Semua kembali ke lingkungan, agar tidak semua dibetonisasi, itu idenya. Oleh karenanya, didesain betul sejak awal untuk melestarikan lingkungan," kata Basuki.
Ketiga, untuk menjamin estetika lingkungan, Basuki mengatakan bahwa dalam pembangunan infrastruktur IKN dilakukan dengan seminimal mungkin menebang pohon. Sebaliknya, dilakukan penanaman pohon dengan kanopi lebar/luas, serta menata lansekap dan taman. Hal ini merupakan upaya mewujudkan IKN sebagai kota dalam hutan (smart forest city).
"Kami menekankan betul kepada penyedia jasa, konsultan manajemen maupun konsultan supervisnya untuk memperhatikan kualitas, melestarikan lingkungan dan meningkatkan estetika. Memang tidak gampang untuk mengubah itu. Jadi jangan dibiarkan operator alat berat berjalan sendiri, semua harus dipandu," ujarnya.