Bulog Sarankan Impor Beras, Kementan: Stok Aman, Ada 8,05 Juta Ton di Akhir 2022

Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Ismail Wahab.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA Bisnis – Kementerian Pertanian memastikan bahwa stok beras nasional masih aman hingga akhir tahun 2022. Hal itu sebagai tanggapan atas pernyataan sebelumnya dari Bulog yang menyerukan impor beras guna mengantisipasi kekurangan cadangan beras pemerintah (CBP).

Prabowo Percepat Target Swasembada Pangan Jadi 2027, Zulhas Ungkap Strateginya

Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Ismail Wahab menjelaskan, terdapat peningkatan produksi pada periode 2022, dibandingkan dengan tahun 2021.

"Di tahun 2022 ini ada penambahan produksi sebanyak 1,34 juta ton atau sekitar 15,06 persen," kata Ismail dalam telekonferensi, Jumat 18 November 2022.

Zulhas Tegaskan Indonesia Tak Impor Beras pada 2025, Ada Tapinya

Data yang Dipakai dari KSA BPS

Dia menegaskan bahwa data yang dirujuknya ini merupakan data dari Kerangka Sampel Area Badan Pusat Statistik (KSA BPS). Di mana, disebutkan bahwa pada periode Oktober-Desember 2022, Indonesia memiliki potensi panen gabah kering giling (GKG) sebanyak 10,24 juta ton

Bulog Kini Langsung Diawasi Prabowo, Zulhas: Enggak Bisa Komersial Lagi

"Kalau ini dikonversi kepada beras, maka akan ada beras sekitar 5 juta ton," ujar Ismail.

Oleh karena itu, Ismail memastikan bahwa sampai akhir tahun 2022 nanti, setidaknya masih akan ada stok beras sekitar 8,05 juta ton.

"Berdasarkan data BPS per bulan Juli 2022, dikurangi dengan kondisi awal dari hasil survei stok beras bulan Juni 2022, maka pada akhir 2022 ini kita akan punya stok beras 8,05 juta ton beras," ujarnya.

Diketahui, sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menyarankan agar pemerintah melakukan impor beras sebagai upaya pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP). Karena menurutnya, stok CBP saat ini hanya 651 ribu ton, atau separuh dari target sebanyak 1,2 juta ton.

Buwas mengatakan, menipisnya stok CBP ini dikarenakan adanya penurunan penyerapan beras di tingkat produsen, seiring dengan pasokan yang terbatas dan harga jual yang tinggi.

"Tadinya disepakati bahwa sampai Desember 2022, kita bisa serap 500 ribu ton beras, itu sudah ada kontraknya. Tapi sampai hari ini, kita hanya mampu menyerap 92 ribu ton," kata Buwas, Rabu 16 November 2022.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya