Didik J Rachbini: Tawaran Transisi Energi Joe Biden di KTT G20 Harus Untungkan Ekonomi RI

Presiden RI Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden
Sumber :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

VIVA Bisnis – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali telah selesai digelar. Namun, masalah paling krusial terkait perang atau konflik geopolitik Rusia-Ukraina memang belum bisa diselesaikan.

Jokowi Ajak 2 Cucunya Nonton Laga Timnas Indonesia Vs Filipina di Manahan

Ekonom Senior Indef yang kini menjabat Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini mengatakan, jika soal krusial perang tidak bisa selesai di KTT G20 ini, maka setidaknya kerja sama ekonomi paling penting untuk ditindaklanjuti pasca pertemuan ini.

"Sebab 20 negara ini dikumpulkan karena ukuran ekonominya," kata Didik dalam keterangan tertulis, Jumat, 18 November 2022.

Penjelasan OIKN soal Heboh Aguan Investasi di IKN Demi Selamatkan Jokowi

Suasana pertemuan KTT G20 di Bali

Photo :
  • Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden

Ia mencontohkan, transisi energi menuju ekonomi hijau yang ditawarkan Presiden AS, Joe Biden perlu ditindaklanjuti dengan harapan ada keuntungan ekonomi Indonesia.

Riset INDEF: Indonesia Punya Momentum Strategis untuk Jadi Pemain Global dalam Hilirisasi Tembaga

"Juga kebijakan friend shoring perlu ditanggapi lanjutan. Tapi pemerintah kan tidak mengerti apa kebijakan yang ditawarkan negara mitranya. Buktinya tidak satu pun menteri menjawab soal ini, friend shoring dan ekonomi hijau," katanya.

"Jika perdagangan di investasi tidak naik signifikan, maka pertemuan KTT Bali cuma menghabiskan biaya dan cuma kumpul-kumpul mahal pejabat dan pimpinan negara yang tergabung dalam forum G20 tersebut," katanya.

Didik Rachbini (foto/Nur Terbit/Univ Paramadina)

Photo :
  • vstory

Didik melanjutkan, KTT G20 adalah usaha yang bersifat global untuk membangun jembatan komunikasi, kerja sama, perdamaian serta kesejahteraan bagi dan antar 20 negara besar tersebut.

"Peristiwa ini sangat penting sebagai fondasi kerja sama global antara bangsa, khususnya 20 negara besar tersebut dan juga kerja sama lebih luas dengan negara-negara lainnya - dengan harapan dinamika ekonomi, perdagangan, investasi dan ekonomi secara keseluruhan terus berkembang didorong oleh kekuatan kumpulan ekonomi besar 20 negara ini," katanya.

Ia juga menyampaikan, KTT G20 tersebut bersifat sebagai fondasi dan bahkan jembatan komunikasi antar bangsa dan para pemimpinnya. Pertemuan tersebut layak disebut baik dan positif untuk semua. Tetapi, jika berhenti pada pertemuan itu saja, maka jauh dari memadai dan tidak cukup sebagai solusi masalah-masalah bersama. 

"Seperti membangun rumah jika cuma fondasi dan tiang-tiangnya saja. tidak berguna untuk tempat tinggal, tidak berfungsi sebagai solusi meski mengeluarkan biaya banyak untuk pertemuan. Karena itu harus ada kerja turunannya di level menteri, gubernur, pengusaha, dan lainnya," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya