Jadi Kawasan Industri Strategis, PGN Mulai Bangun Infrastruktur Gas Bumi KIT Batang

PGN bangun infrastruktur pipa gas ke Kawasan Industri Terpadu Batang.
Sumber :
  • Dok. PGN

VIVA Bisnis – Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk, mulai bangun infrastrukur gas bumi menuju Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Hal itu dilakukan sebagai komitmen perseroan dalam menyediakan energi bersih bagi kawasan industri dan mendukung utilisasi Pipa Transmisi Cirebon – Semarang yang dibangun oleh pemerintah.

Simak Sederet Promo di Serambi MyPertamina untuk Konsumen saat Nataru

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar, mengatakan bahwa pembangunan ini merupakan momentum sangat berarti bagi PGN dan stakeholders, dimana pengembangan infrastruktur gas bumi merupakan wujud nyata komitmen pemerintah, BUMN dan swasta memulai proses penyaluran energi bersih ramah lingkungan dan ketersediaan energi yang berkelanjutan bagi KITB.

Selain itu, Achmad juga menuturkan bahwa proyek ini sejalan dengan progress pembangunan Pipa Transmisi Cirebon – Semarang, terutama Ruas Semarang Batang, pembangunan pipa distribusi perlu dilakukan untuk dapat menyalurkan gas menuju KIT Batang.

Pertamina Jamin Kualitas Pertamax untuk Kendaraan Bermotor

Baca juga: Ini Ragam Video Porno Tematik 3 Tersangka Terkait Wanita Kebaya Merah

“Artinya, pembangunan ini adalah wujud ikhtiar PGN sekaligus dukungan kepada pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur hilir untuk dapat segera menyerap pasokan gas dari berbagai sumber termasuk mendukung percepatan utilisasi dan dampak keekonomian pembangunan Pipa Cirebon Semarang,” jelas Achmad dalam keterangannya pada media, Rabu 16 November 2022.

Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

Menurut Achmad, konsep KIT Batang nanti terintegrasi dengan perumahan, layanan kesehatan, serta rantai suplai antarpabrik. Dengan demikian, PGN berpeluang mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk bisa melayani perumahan, usaha menangah, dan retail.

“PGN siap berkolaborasi dengan berbagai pihak demi kehandalan infrastruktur maupun pasokan gas bumi di Jawa Tengah. Tidak hanya di Batang, masih banyak kawasan industri di Jawa Tengah yang potensial menggunakan gas bumi. Apalagi jika Jawa Tengah nanti telah dilalui oleh konektivitas Pipa Cisem dan Gresem, maka akan lebih sustain untuk menjangkau berbagai titik wilayah dan muaranya akan memberi dampak positif terhadap daya saing industri, serta pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah,” jelas Achmad.

Adapun Jaringan pipa distribusi ke KIT Batang yang akan dibangun berdiameter 8 inch sepanjang 7,3 Km. Dengan tekanan 17 Barg, kapasitas alir dari pipa ini sebesar 25 MMSCFD.

Peletakan batu pertama pembangunan jaringan pipa gas transmisi Cirebon-Semarang.

Photo :
  • ANTARA/ I.C.Senjaya

KIT Batang berpotensi menyerap gas bumi maksimal 24,8 MMSCFD yang terdiri dari 14 tenant. Saat jaringan pipa gas bumi berserta infrastruktur pendukung nantinya siap on stream pada 2023, gas bumi untuk KIT Batang akan bersumber dari PEPC Jambaran Tiung Biru (JTB).

Sementara itu, Asisten Deputi Energi Minyak & Gas Kementerian BUMN, Abdi Mustakim mengatakan seluruh negara sedang resesi dan terkena dampak pandemi, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi. Sumbernya salah satunya investasi. Dan KIT merupakan PSN yang mengutamakan gas bumi sebagai energi yang memasok kawasan industri yang masuk dalam PSN.

Kemudian, pipa Gresik - Semarang siap untuk mengalirkan gas bumi dari JTB ke KITB termasuk pipa Cisem yang sedang pararel disiapkan oleh KESDM. First Welding menjadi tonggak pembangunan infrastruktur gas ke kawasan. KITB diharapkan dapat mengabsorb tenaga kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

"ESDM telah mengalokasikan kurang lebih Rp 1 triliun untuk pipa transmisi dan pipa distribusi PGN akan melengkapi sampai ke pelanggan hilir. Menteri ESDM memberikan arahan untuk segera merencanakan integrasi infrastruktur dan pasokan untuk kehandalan dan ketersediaan energi dapat dirasakan masyarakat." ujar Agung Kuswardono, mewakili Dirjen Migas Kementerian ESDM.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya