KTT G20, Menteri Bahlil Usul Bentuk Organisasi Seperti OPEC untuk Komoditas Nikel

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia bertemu Menteri Kanada Kanada Mary Ndi.
Sumber :
  • Antara.

VIVA Bisnis – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengusulkan mendirikan organisasi seperti Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), yang dikhususkan bagi negara-negara penghasil nikel.

Usulan itu disampaikan  Bahlil saat melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ndi di sela-sela rangkaian G20 Summit di Nusa Dua, Bali, kemarin.

"Melalui kolaborasi tersebut, kita harap semua negara penghasil nikel bisa mendapat keuntungan melalui penciptaan nilai tambah yang merata," ungkap Bahlil dikutip, Rabu, 16 November 2022.

Menurut dia, sebagai sesama negara yang kaya akan hasil pertambangan khususnya nikel, adanya organisasi seperti OPEC untuk negara penghasil nikel dapat mengoordinasikan dan menyatukan kebijakan komoditas nikel.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Photo :
  • YouTube Kementerian Investasi - BKPM

Hal ini penting tegasnya. Apalagi, Indonesia saat ini sedang memprioritaskan hilirisasi sumber daya alam dalam rangka pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Salah satunya adalah nikel.

"Selama ini yang kami lihat, negara-negara industri produsen kendaraan listrik melakukan proteksi. Akibatnya, negara penghasil bahan baku baterai tidak memperoleh pemanfaatan nilai tambah yang optimal dari industri kendaraan listrik," tambahnya.

Pada pertemuan tersebut, keduanya juga menjajaki peluang kerja sama kedua negara dan juga kolaborasi untuk optimalisasi sumber daya alam secara berkelanjutan. 

Susun Roadmap, Bahlil Sebut Kebutuhan Investasi Hilirisasi Capai US$618 Miliar hingga 2040

Bahlil juga menyampaikan komitmen untuk mendukung penyelesaian perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia-Kanada (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/Indonesia-Canada CEPA).

Dia pun memastikan akan berkoordinasi lebih lanjut dengan otoritas terkait untuk mengakselerasi penyelesaian Indonesia-Canada CEPA tersebut.

Polisi Belajar Maksimalkan Kecanggihan Kendaraan Listrik

Merespons usulan Bahlil tersebut, Menteri Mary menyampaikan bahwa pekerjaan rumah selanjutnya adalah bekerja bersama dan mengeksplorasi peluang kolaborasi itu.

Ilustrasi smelter nikel.

Photo :
  • Istimewa
Pertamina Eco RunFest 2024, Dorong Pemberdayaan UMKM hingga Pertegas Komitmen Capai NZE 2060

Menurut Mary, kedua negara sudah memiliki visi yang sejalan terkait optimalisasi sumber daya alam secara berkelanjutan yang juga memberikan manfaat secara ekonomi. Pemerintah Kanada juga menginisiasi transisi ekonomi ke arah ekonomi hijau berkelanjutan, terutama dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan hijau.

"Pada prinsipnya, kami meyakini bahwa kolaborasi perlu dilakukan dengan partner yang dapat dipercaya, dan Indonesia termasuk partner yang tepat," ungkap Mary.

Terkait negosiasi CEPA dengan Indonesia, Pemerintah Kanada akan membuat kerangka yang akan memberikan investor kepastian dalam melakukan usahanya di Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan minat investor asal Kanada dalam berinvestasi di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, Kanada menduduki peringkat ke-19 dalam realisasi investasinya yang mencapai 954,7 juta dolar AS selama periode 2017 sampai dengan triwulan III tahun 2022.

Sektor dengan realisasi investasi terbesar dari Kanada adalah sektor pertambangan (90 persen). Disusul oleh sektor industri logam dasar sebesar (3 persen), kemudian hotel dan restoran (2 persen). (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya