China Mulai Longgarkan Pembatasan COVID-19, Harga Minyak Dunia Melonjak

PHM dukung penambahan produksi migas
Sumber :
  • Pertamina

VIVA BIsnis – Harga minyak dunia melonjak lebih dari 3 persen pada Jumat akhir pekan lalu setelah otoritas kesehatan di China melonggarkan beberapa pembatasan COVID-19 di negara itu. hal itu meningkatkan harapan untuk peningkatan aktivitas ekonomi dan permintaan minyak mentah dari negara importir minyak utama dunia itu.

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Dilansir dari CNBC pada Senin 14 November 2022, harga minyak minyak mentah berjangka Brent naik US$2,28 atau 2,4 persen, menjadi sebesar US$95,95 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$2,47 atau 2,9 persen, menjadi sebesar US$88,94 per barel, setelah naik 0,8 persen di sesi sebelumnya.

Baca juga: Kaesang Pangarep ‘Sentil’ Batik Air di Medsos, Kopernya Nyasar ke Kualanamu

Brutal! Pengendara Mobil SUV Ini Tabrak Anak SD dan Orang Tua di China

Adapun pelonggaran pembatasan COVID-19 di China termasuk mempersingkat waktu karantina untuk kontak dekat kasus dan pelancong yang masuk menjadi selama dua hari, serta menghilangkan hukuman pada maskapai penerbangan karena membawa penumpang yang terinfeksi.

“Langkah kecil pertama menuju pelonggaran peraturan yang diumumkan oleh pemerintah China pagi ini memungkinkan harga minyak naik lagi, meskipun ini sama sekali tidak menyimpang dari kebijakan ketat nol-Covid negara itu, menurut pendapat kami,” kata Commerzbank.

China Sebut Veto AS atas Resolusi Gencatan Senjata Gaza Dorong Palestina ke Kegelapan

Selain itu, harga minyak juga naik pada Jumat setelah inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan memperkuat harapan bahwa Federal Reserve akan memperlambat kenaikan suku bunga dan meningkatkan peluang soft landing untuk ekonomi terbesar dunia itu.

Ilustrasi Pengeboran Lepas Pantai Milik Pertamina Hulu Energi.

Photo :
  • Instagram @phe.pertamina

Kemudian, minyak juga naik akibat dari dolar AS yang lebih lemah karena membuat komoditas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.

Dan Menteri energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan OPEC+ akan tetap berhati-hati pada produksi minyak, sebab anggota melihat ketidakpastian dalam ekonomi global menjelang pertemuan blok berikutnya pada Desember.

Sementara, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, bulan lalu menyetujui pengurangan produksi yang tajam, dan akan bertemu lagi pada 4 Desember untuk menetapkan kebijakannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya