Seberapa Efektif Pandemic Fund Atasi Gejolak Ekonomi Global, Ini Kata Chatib Basri
- Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id
VIVA Bisnis – Mantan Menteri Keuangan RI Chatib Basri menegaskan bahwa pembiayaan global tidak sepenuhnya memberikan keamanan dari pandemi dan masih terfragmentasi, inefisien, dan tidak diperkirakan.
Itu sebabnya, Chatib mencatat bahwa dunia membutuhkan Pandemic Fund (Dana Pandemi) agar dapat menjembatani isu keberlanjutan pembiayaan juga memperhatikan masalah pandemi di sisi lainnya.
"Ketika sistem kesehatan ambruk, kita menyadari bahwa ekonomi juga ambruk. Pandemi COVID-19 memberikan pelajaran yang sangat baik bagi kita dalam hal persiapan, antisipasi jika terdapat pandemi pada masa depan," kata Chatib dalam launching Pandemic Fund, Senin, 14 November 2022.
Baca juga: Bongkar Sosok Kombes YU, Sentil Irjen Andi Rian hingga Elon Musk Batal ke G20
Sebagai Co-Chair Pandemic Fund, Chatib menilai bahwa peluncuran dana pandemi tersebut dinilai penting dalam partisipasi pembiayaan yang masih lemah.
"Itulah mengapa kita harus membuat seperti institusi untuk menangani masalah ini," ujarnya.
Meski dalam kesehatan global ada WHO, namun Chatib menilai bahwa peran lembaga tersebut bukanlah penyedia pembiayaan saat dunia dilanda pandemi.
"Kita memahami bahwa WHO memerankan peran yang sangat sentral dalam kesehatan global. Namun, WHO sendiri bukan lembaga pembiayaan, itulah mengapa kita harus berkolaborasi dengan institusi seperti World Bank."
Seperti diketahui, Presiden Jokowi meresmikan Pandemic Fund atau Dana Pandemi pada Minggu 13 November 2022. Pandemic Fund ini diharapkan mampu menjadi penyelamat bagi setiap negara untuk menghadapi pandemi yang akan datang.
Jokowi menyampaikan bahwa selama tiga tahun terakhir dunia menghadapi disrupsi terberat karena adanya pandemi COVID-19. Dia menambahkan, adanya COVID-19 memberikan bukti bahwa dunia tidak siap dan tidak memiliki arsitektur kesehatan yang mengelola pandemi.
"Oleh karena itu, kita harus memastikan ketahanan komunitas internasional dalam menghadapi (pandemi) tidak boleh lagi memakan banyak korban jiwa, pandemi tidak boleh lagi meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global," kata Jokowi.
Dengan semangat untuk memperbaiki sistem perekonomian akibat pandemi COVID-19, Presidensi Indonesia dalam G20 terus mendorong penguatan arsitektur kesehatan global untuk mewujudkan sistem kesehatan global yang lebih handal terhadap krisis dalam jangka pendek.
Jokowi mengatakan bahwa negara anggota G20 sepakat membentuk dana pandemi bagi kepentingan pencegahan, persiapan dan respons terhadap pandemi.
Dia juga mengajak semua pihak untuk mendukung beberapa inisiatif yakni pembentukan platform koordinasi penanggulangan darurat kesehatan sebagai dana ekonomi internasional untuk mendukung pemantauan patogen, pengembangan jaringan digital secara global, serta sertifikasi vaksin untuk memfasilitasi keamanan perjalanan internasional dan pembentukan pusat penelitian dan manufaktur yang lebih adil dan merata.