Dunia Dihantui Resesi 2023, PT PNM Optimistis Tak Masuk Jurang

Gedung PT Permodalan Nasional Madani
Sumber :
  • Dok. PT PNM

VIVA Bisnis – Beberapa lembaga memperkirakan dunia akan menghadapi resesi pada 2023. Antara lain karena tingginya harga, meningkatnya inflasi, dan juga turut direspons oleh pengetatan moneter sejumlah negara.

Bursa Asia Kinclong Seiring Indeks Australia Cetak Rekor, Investor Nantikan Sederet Data Ekonomi

Merespon hal itu, Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi optimistis dalam menghadapi ancaman resesi global pada 2023. Itu karena PMN sudah memiliki pengalaman saat masa pandemi yang terjadi pada beberapa waktu terakhir.

"Belajar dari pandemi kemarin perekonomian kami justru selama justru meningkat signifikan selama masa pandemi di saat sektor lain terdampak atau slow down," ujar Arief di Kantor PNM Jakarta, Jumat 11 November 2022.

Bursa Asia Meriah, Kebahagiaan Investor atas Data Inflasi Jepang Jadi Pendorong

Presiden Joko Widodo membeli jajanan Cilok saat meninjau Program Mekaar binaan PNM di Cijantung, Jakarta

Photo :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Arief mengatakan, optimisme dalam menghadapi resesi 2023 juga karena pelaku usaha yang dibiayai oleh perusahaan merupakan ultra mikro yang memiliki daya tahan yang tinggi.

Pesan Buket Bunga dengan Praktis di Athaya

"Kami tumbuh karena yang kami dampingi dan biayai masyarakat dan pelaku usaha ultra mikro yang dia survive hidup harus berusaha," jelasnya.

Sebelumnya, Bank Dunia memperkirakan dunia akan bergerak menuju resesi hal itu karena bank-bank sentral di seluruh dunia secara bersama-sama menaikkan suku bunga acuannya sebagai respons dari meningkatnya inflasi.

Dalam studi terbaru Bank Dunia, disebutkan bahwa bank-bank sentral seluruh dunia telah menaikkan suku bunga tahun ini dengan tingkat sinkronisitas yang belum terlihat selama lima dekade terakhir. Ini disebut sebuah tren yang akan berlanjut hingga tahun depan.

Selain itu, dalam studi tersebut juga dijelaskan bahwa lintasan kenaikan suku bunga yang diperkirakan saat ini dan tindakan kebijakan lainnya mungkin tidak cukup untuk membawa inflasi global kembali ke tingkat yang terlihat sebelum pandemi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya