Wamendag Jerry Sambuaga Ungkap Indikator RI Tahan Resesi Ekonomi Global
- VIVA/Anisa Aulia/tangkapan layar.
VIVA Bisnis – Resesi global ekonomi global yang diprediksi menerpa banyak negara di tahun 2023. Namun, ekonomi Indonesia diproyeksi akan mampu meredam dampak dari dinamika tersebut.
Optimisme tersebut disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. Dia mengungkapkan sejumlah langkah yang telah dan akan dilakukan Pemerintah di bidang ekspor, yang bisa jadi kunci dalam mengantisipasi gelombang resesi global yang bisa menghampiri ekonomi Indonesia tahun depan.
“Ekonomi Indonesia menguat di tengah pelemahan ekonomi global,” ujar Jerry dikutip dari keterangannya, Kamis, 10 November 2022.
Lebih lanjut dia menjelaskan dijelaskan bahwa Indonesia menunjukkan penguatan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 yang belum usai, terjadinya dinamika perdagangan global, dan perang konflik antara Rusia dan Ukraina.
Meski semua itu berdampak, tapi indikator ekonomi Indonesia tetap menunjukkan tren positif, salah satunya karena pencapaian sektor perdagangan tetap menggembirakan.
Dia mencontohkan, dua negara besar, Tiongkok dan Amerika Serikat, telah mengalami dampak parah awal resesi ekonomis global. Disusul sesama negara Asia yaitu India, Singapura, Korea Selatan, Filipina dan Vietnam.
“Laju ekonomi Indonesia kuartal kedua 2022 mengalami pertumbuhan dibandingkan kuartal kedua 2021 dengan pertumbuhan 5,44 persen (YoY) dengan ekspor-impor menjadi komponen PDB yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada kuartal kedua 2022 sebesar 19,74 persen dan 12,34 persen (YoY),” ungkapnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, neraca perdagangan Indonesia surplus karena Ekspor lebih besar dari impor. Hal ini memastikan ketahanan perdagangan Indonesia semakin kuat karena tak terlalu bergantung pada impor dari negara lain.
"Surplus kita dengan akumulasi hingga September di angka US$39,87 miliar. Ini merupakan angka tinggi sejak 15 tahun terakhir. Presiden pun menyebut, Indonesia nomor dua di antara negara lain,” tegasnya.
“Struktur ekspor Indonesia, dari data BPS, ekspor kita 71 persen dari barang industri. Sesuai arahan Presiden, ekspor kita harus barang yang diolah, yang punya nilai tambah, tak hanya barang mentah,” paparnya lebih lanjut.
Wamenperdag juga memaparkan sejumlah program yang telah dilakukan Kementerian Perdagangan. seperti memberi pendampingan, advokasi, pelatihan pada pelaku UMKM dan ekspor. Ada program business matching, yang pertemukan pembeli-penjual.
"Hingga November, kita menyelesaikan 26 perjanjian dagang di seluruh dunia. Juga ada gerakan nasional ‘Bangga Buatan Indonesia’. Kita harus bangga memakai produk anak negeri,” ungkapnya.
Sejumlah indikator kuatnya perdagangan Indonesia itu disampaikan Jeri dalam Konferensi akbar kalangan kalangan eksportir Indonesia bertajuk 'The X Lite'. Topik lain yang diangkat adalah 'Akselerasi Pengembangan Ekspor untuk Menunjang Pertumbuhan Ekonomi 2023'
The X Lite merupakan bagian dari The X Event yang diselenggarakan komunitas Bisa Ekspor. Kode huruf X dipilih karena menjadi dasar utama kata ekspor, dan bisa jadi unsur kunci yang bisa memberi dampak langsung pada berbagai lini kehidupan.
Topik itu juga adalah inisiasi baru dari Bisa Ekspor, sebuah jejaring antar-eksportir, yang bervisi meningkatkan ekspor Indonesia dan mencetak 1.000.000 eksportir.
Julio Ekspor, eksportir muda pendiri komunitas Bisa Ekspor menutup konferensi akbar ini dengan pandangan optimistis.
“Tahun 2023 kita tak perlu takut, waspada boleh. Pada 2020 yang katanya resesi, nyatanya kita surplus, bahkan ekspor kita tertinggi dalam sejarah. Kita akan lakukan kembali di tahun 2023. Ekspor kita tertinggi lagi,” ungkapnya.