Luhut Terkejut Atas Pernyataan Media Asing pada Indonesia, Kenapa?
- istimewa
VIVA Bisnis – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkejut, atas pernyataan media asing yang mengatakan bahwa Indonesia mampu menjadi model dunia. Hal itu dikatakannya pada Indonesia Fintech Summit 2022.
Luhut menceritakan, pagi tadi sesaat setelah dirinya melakukan wawancara dengan salah satu media asing. Dikatakan bahwa tidak ada satu negara di dunia yang mengatakan Indonesia negara yang tidak jelas.
"Tadi saya sangat surprise Jonatan dari BBC saat setelah interview bilang, Minister Luhut tidak ada suatu negara yang kami tahu membilang indonesia negara tak jelas. Indonesia bisa menjadi model untuk negara di dunia, dan saya sangat terkejut akan hal itu," ujar Luhut dalam telekonferensi, Kamis 10 November 2022.
Baca juga: Kece Banget dan Hampir Rampung, Begini Penampakan Jembatan Kaca Seruni PUPR
Lebih lanjut Luhut mengatakan, Indonesia juga merupakan negara yang mampu dengan cepat untuk pulih dari pandemi dibandingkan dengan negara lainnya.
"Ini satu hal banyak orang tidak sadar begitu kompleksnya menangani pandemi. Indonesia salah satu negara dari sedikit negara yang sangat cepat melakukan itu," ujarnya.
Luhut menceritakan, beberapa tahun lalu dirinya sempat dikritik oleh banyak orang karena tidak melakukan lockdown. Karena saat itu virus COVID-19 sudah menyebar di Indonesia.
Ilustrasi: Pemulihan Ekonomi. Foto: Shutterstock
- vstory
"Saya lapor Presiden saya tidak percaya lockdown itu karena bagaimanapun itu akan terjadi. Yang terjadi kita harus melihat dari segi manusia kemudian bagaimana vaksinasi dan seterusnya," kata dia.
Menurutnya keberhasilan Pemerintah saat ini dalam mengendalikan pandemi karena kerja sama semua pihak.
"Tidak ada satu orangpun yang boleh mengklaim bahwa ini karena dia, karena kita rame-rame, kenapa? Karena bangsa ini artinya apa kalau kita kompak, tidak ada yang tidak bisa kita selesaikan," tegasnya.
Luhut: NU Harus Memimpin Upaya Perdamaian di Timur Tengah
Luhut dalam presentasinya juga memaparkan bahwa konflik Timur Tengah berpotensi memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan target pembangunan.
