Kekhawatiran COVID-19 China dan Peningkatan Stok BBM AS Buat Harga Minyak Anjlok Lagi

Ilustrasi Anjungan Lepas Pantai Pertamina Hulu Energi (PHE).
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA Bisnis – Harga minyak kembali tergelincir pada penutupan dagang Rabu (Kamis Pagi) setelah data industri menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS naik lebih dari yang diharapkan. Selain itu, harga minyak juga turun di tengah kekhawatiran bahwa rebound dalam kasus COVID-19 di China akan mengganggu permintaan bahan bakar.

Bule Rusia Dideportasi, Overstay hingga Tak Bayar Tagihan RS Rp 33 Juta di Bali

Dilansir dari CNBC pada Kamis 10 November 2022, harga minyak berjangka Brent tercatat turun hingga 1,7 persen menjadi US$93,68 per barel. Sementara, harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) jatuh US$1,64 atau sebesar 1,8 persen ke level US$87,27 per barel

Mengutip angka American Petroleum Institute (API), dijelaskan bahwa persediaan minyak mentah AS naik sekitar 5,6 juta barel untuk pekan ini. Sementara tujuh analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata bahwa persediaan minyak mentah akan naik sekitar 1,4 juta barel.

Indonesia di Atas AS dan Rusia dalam Hal Ini

Baca juga: Kece Banget dan Hampir Rampung, Begini Penampakan Jembatan Kaca Seruni PUPR

Pekan lalu, pasar berpegang pada harapan bahwa China mungkin bergerak menuju pelonggaran pembatasan COVID-19, tetapi selama akhir pekan, pejabat kesehatan mengatakan mereka akan tetap berpegang pada pendekatan "pembersihan dinamis" China terhadap infeksi baru.

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Adapun, kasus COVID-19 di Guangzhou dan kota-kota China lainnya telah melonjak. Sementara jutaan penduduk di pusat manufaktur global tersebut diminta untuk melakukan tes COVID-19 pada Rabu.

“Dengan narasi (pembukaan kembali China) yang didorong kembali, ditambah dengan peningkatan yang cukup besar pada data inventaris AS, menyiratkan permintaan AS yang meredup, kru resesi kembali dengan kekuatan penuh pagi ini di Asia,” kata Managing Partner di SPI Asset Manajemen, Stephen Innes dalam laporannya.

Pengeboran Minyak Lepas Pantai Pertamina.

Photo :
  • Dok. Pertamina

Kemudian, tanda bearish lainnya terlihat dari data API yang menunjukkan persediaan bensin AS naik sekitar 2,6 juta barel, terhadap perkiraan analis untuk penarikan 1,1 juta barel. Sehingga, pasar akan mendapatkan pandangan lebih lanjut tentang permintaan di ekonomi terbesar dunia dengan rilis data inventaris resmi AS dari Administrasi Informasi Energi hari ini.

“Jika peningkatan inventaris besar dikonfirmasi oleh EIA hari ini, akan menarik untuk melihat apakah itu menghasilkan reaksi yang lebih besar di pasar, dengan Brent sekarang diperdagangkan kembali di tengah kisaran US$90-US$100,” kata Analis OANDA, Craig Erlam.

Sementara itu, kekhawatiran pasokan tetap ada, sebab Uni Eropa akan melarang impor minyak mentah Rusia pada 5 Desember dan produk minyak Rusia pada 5 Februari, sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus".

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya