Kementan: Ekspor Tanaman Hias RI Meningkat, Negara Sasaran dari Amerika hingga Irak
- Freepik/senivpetro
VIVA Bisnis – Direktur Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, Prohasto Setyanto mengatakan, peningkatan ekspor tanaman hias berlanjut tahun ini. hal tersebut terlihat dari tingginya jumlah surat izin pengeluaran (SIP) yang diajukan kepada Kementerian Pertanian. Tertera pada 26 Oktober 2022 saja, pihaknya menandatangani permintaan ekspor, pihaknya menandatangani permintaan ekspor dari 37 perusahaan.
"Tujuan ekapornya beragam. Ada Amerika Serikat, Inggris, China, Arab Saudi hingga Irak,” kata Prihasto, Kamis 10 November 2022.
Prihasto meminta pelaku usaha tanaman hias menggenjot ekspor terutama di tengah krisis akibat perang Rusia-Ukraina. Menurut dia, saat ini momentum bagi pelaku usaha tanaman hias untuk rebut pasar global.
Alasannya, pasokan tanaman hias berkurang karena banyak pebisnis di Eropa memangkas produksi dan bahkan gulung tikar. Sejauh ini, pasar tanaman hias global dikuasai oleh negara-negara Eropa. Belanda menduduki peringkat nomor satu eksportir tanaman hias pada 2019 dengan penguasaan pasar capai 47%.
Indonesia, kata Prihasto hanya berada diperingkat 47, kalahdari Malaysia yang menduduki urutan ke-17 dan Thailand di peringkat 19.
"Pelaku usaha di Eropa memerlukan gas dariUkraina atau Rusia untuk operasional greenhouse. Sementaraharga gas naik berkali-kali lipat. Situasi ini harus kita lihat sebagai peluang,”ucap dia.
Soal regulasi ekspor, Prihasto meminta para pelaku bisnis tidakusah khawatir. Dia memastikan akan memudahkan para pelakubisnis. Selama bukan tanaman yang dilindungi, pengajuanekspor akan diproses cepat.
Diketahui, Ekspor tanaman hias (florikultura) Indonesia ke berbagai negara meningkat signifikan sejakpandemi Covid-19. Peluang ekspor kian terbuka saat situasikrisis energi akibat perang Rusia-Ukraina yang menekan pebisnis florikultura di Eropa.
Menurut data Badan Pusat Stastistik (BPS), ekspor tanaman hiasIndonesia pada tahun 2021 mencapai 20.300 ton. Volume ekspor meningkat 11,5 persen atau 2.100 ton dibandingkan ekspor tahun 2020.
Peningkatan juga terjadi pada nilai ekspor, dari US$ 19,9 juta pada 2020 menjadi US$21,9 juta pada 2021 alias meningkat10%.