Mendag Zulhas Waspadai Mitra Dagang RI Sudah Alami Perlambatan Ekonomi
- M Yudha P/VIVA.co.id
VIVA Bisnis – Pertumbuhan ekonomi nasional kuartal III-2022 tercatat sebesar 5,72 persen. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, salah satu pendorongnnya adalah ekspor terus menjadi motor penggerak ekonomi.
Namun, capaian positif itu harus terus diwaspadai perlambatan ekonomi. Sebab perlambatan itu sudah terjadi pada beberapa mitra dagang RI.
"Kementerian Perdagangan tetap mewaspadai perlambatan ekonomi yang sudah terjadi di beberapa mitra dagang Indonesia. Negara mitra dagang tersebut di antaranya Arab Saudi, Singapura, Hongkong, dan Uni Eropa," ujar Zulhas begitu sapaannya, dikutip dari keterangannya, Kamis, 10 November 2022.
Zulhas menuturkan, pada periode ini pertumbuhan ekonomi didukung ekspor barang dan jasa yang naik 21,64 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Dengan kontribusi mencapai 26,23 persen, meningkat dari kontribusi pada kuartal II dengan persentase sebesar 24,74 persen.
"Kinerja ekonomi Indonesia terus membaik selama 2022. Pada triwulan III 2022, ekonomi Indonesia tumbuh positif lebih tinggi dari capaian triwulan I sebesar 5,02 persen dan triwulan II yang tumbuh 5,45 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini tentunya juga didukung peningkatan kinerja ekspor nasional," ucapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan sebesar 21,64 persen, tertinggi kedua setelah impor barang dan jasa yang tumbuh 22,98 persen.
Peningkatan kinerja ekspor tahun ini dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya fenomena peningkatan harga komoditas ekspor dunia, serta perbaikan kinerja industri dalam negeri yang tercermin dari perbaikan angka Purchasing Manager Index (PMI) industri manufaktur Indonesia.
"PMI juga turut mendorong ekspor manufaktur Indonesia hingga triwulan III-2022 dengan kontribusi mencapai 46,21 persen terhadap total ekspor Indonesia," jelasnya.
Mendag menjelaskan, beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada 2022 antara lain batu bara, kelapa sawit, nikel, dan kopi. Sementara untuk angka PMI manufaktur Indonesia tercatat berada di atas 50.
"Bahkan pada September mencapai angka tertinggi sepanjang 2022, yakni sebesar 53,7," terangnya.
Menurutnya, nilai ekspor Indonesia pada kuartal III merupakan nilai ekspor kuartalan tertinggi selama dua tahun terakhir. Karena pada kuartal III-2022, total ekspor Indonesia mencapai US$78,20 miliar, mengalami peningkatan 27,30 persen secara tahunan.
"Kinerja ini ditopang oleh ekspor nonmigas yang mencapai US$73,84 miliar dengan pertumbuhan 26,28 persen," ujarnya.