Tak Perlu Berlebihan Tanggapi Isu Krisis, OJK: Ini yang Membahayakan Perekonomian
- VIVA/Anisa Aulia
VIVA Bisnis – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae meminta masyarakat untuk tidak over reaktif atau berlebihan terhadap isu krisis di 2023. Sebab saat ini merupakan momentum untuk kembali membangun kepercayaan diri agar perekonomian terus pulih.
Dian mengatakan, berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi RI di kuartal III-2022 sebesar 5,7 persen. Kinclongnya pertumbuhan RI itu merupakan capaian positif di tengah krisis yang menerpa berbagai negara di dunia.
"Apa ini maknanya? kalau kita lihat data kredit yang sepanjang tahun ini bahwa data kredit sudah mencapai pertumbuhan di atas 11 persen. Ini saya kira momentum yang sangat baik buat kita untuk membangun kepercayaan diri," ujar Dian dalam telekonferensi, Selasa, 8 November 2022.
Dian melanjutkan, dari capaian tersebut, optimisme harus tetap dijaga meskipun harus tetap hati-hati di tengah konflik geopolitik dan kenaikan suku bunga di berbagai negara.
"Tentu saja kita dan masyarakat jangan over reaktif kemudian meng-hold spending (menahan pengeluaran), kita tidak mau lagi belanja, kita tidak mau lagi berkonsumsi. Nah ini bisa membahayakan perekonomian," jelasnya.
Menurut Dian, jika terlalu khawatir akan ancaman tersebut, itu akan menyebabkan perekonomian tidak bergerak. "Dan ini mengakibatkan bahwa krisis betul-betul akan datang kepada kita," ujarnya.
Untuk itu, jelas Dian, OJK akan mencoba melakukan perbaikan di beberapa sektor, seperti perbankan akan dilakukan perbaikan pelayanan di bidang kredit.
"Itu ya macem-macem termasuk juga masalah credit rating terkait masalah penilaian terhadap debitur dan macem-macem sekarang yang kita perlukan. Tetapi intinya bahwa memang sektor perbankan dan sektor lembaga keuangan adalah ibaratnya membantu memberikan bensin pertumbuhan ekonomi," kata dia.