Ketidakpastian Pembatasan Ketat COVID-19 China Buat Harga Minyak Jatuh

Ilustrasi pengeboran minyak (picture-alliance/imageBROKER/D. Radicevic)
Sumber :
  • dw

VIVA Bisnis – Harga minyak dunia tercatat turun pada penutupan Senin (Selasa pagi), usai mencatatkan kenaikan ke level tertingginya dalam dua bulan terakhir. Turunnya harga minyak disebabkan oleh ketidakpastian kebijakan China yang merupakan importir minyak mentah utama dunia dalam melonggarkan kebijakan pembatasan ketat COVID-19.

Indonesia Dapat 'Lampu Hijau' Jadi Negara Mitra BRICS

Dilansir dari CNBC pada Selasa 8 November 2022, harga minyak mentah Brent tercatat turun 56 sen menjadi di level US$98,01 per barel. Sedangkan, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun 74 sen menjadi di level US$91,86 per barel setelah di sesi sebelumnya naik 74 sen ke level US$93,74 per barel.

Sebelumnya, harga minyak dunia sempat alami kenaikan yang didorong oleh berita bahwa pemimpin China sedang mempertimbangkan untuk membuka kembali ekonominya dari pembatasan ketat COVID-19. Namun, kebijakan itu masih berjalan sangat lambat dan tidak menetapkan batas waktu kapan akan dimulai.

Tak Ada Jadwal Latihan Gabungan, 3 Kapal Perang China Masuk Tanjung Priok

Baca juga: Segera Rampung dan Diumumkan 21 November, Intip Bocoran Formula UMP 2023

"Pasar tampaknya berpikir bahwa jika China membuka ekonomi, itu akan memperketat pasokan secara signifikan dan memberi tekanan lebih lanjut pada harga," kata Analis di Price Futures Group, Phil Flynn.

5 Siswa SMP asal Bogor Raih Juara Pertama Kompetisi AI Robotik Internasional di China

Namun, kondisi itu membebani masa depan, karena pejabat kesehatan China pada akhir pekan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap langkah-langkah penahanan COVID yang ketat.

Sementara itu, impor dan ekspor China mengalami kontraksi tak terduga pada Oktober, namun impor minyak mentahnya rebound ke level tertinggi sejak Mei.

Ilustrasi Anjungan Lepas Pantai Pertamina Hulu Energi (PHE).

Photo :
  • Dok. Pertamina

Selain China, harga minyak yang turun juga didorong dolar AS yang merosot terhadap euro dan poundsterling didukung oleh sentimen risk-on dan reli di pasar saham Eropa. Melemahnya dolar membuat minyak dalam denominasi greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, membantu mendorong harga lebih tinggi.

Harga minyak juga telah didukung oleh ekspektasi pasokan yang lebih ketat ketika embargo Uni Eropa terhadap ekspor minyak mentah lintas laut Rusia dimulai pada 5 Desember, meskipun kilang di seluruh dunia meningkatkan produksi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya