Kemenkeu Sebut Konsumsi Pertalite dan Solar Turun karena Harga BBM

SPBU Pertamina
Sumber :
  • Pertamina

VIVA Bisnis – Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite dan Solar tercatat mengalami penurunan sejak ditetapkannya kenaikan harga BBM subsidi. Kenaikan harga BBM itu ditetapkan pemerintah pada 3 September 2022.

Ahli ITB Sebut Pertamax Bukan Penyebab Kerusakan Kendaraan yang Viral di Cibinong

Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Made Arya Wijaya mengatakan, berdasarkan pemantauan yang dilakukan pemerintah dalam 44 hari sebelum kenaikan BBM atau 21 Juli 2022-2 September 2022. Dengan 44 hari setelah naiknya BBM 4 September-17 Oktober 2022, konsumsi Pertalite dan Solar tercatat mengalami penurunan.

"Jadi ini kalau datanya ini dilihat ternyata setelah penyesuaian harga itu konsumsinya sedikit menurun," ujar Made di Bogor, Jawa Barat, Sabtu 5 November 2022.

Hasil Uji Lab BBM Pertamax yang Viral Dituding Bikin Rusak Mobil

Made menjelaskan, untuk konsumsi Pertalite dari sebelumnya 86.469 kiloliter per hari menjadi 80.633 kiloliter per hari setelah BBM mengalami penyesuaian harga.

Viral Banyak Mobil Mengalami Kerusakan Fuel Pump, Ingat Bahayanya BBM Busuk

"Sebelum harga naik konsumsi (Solar) 50.571 kiloliter per hari, setelah penyesuaiannya menjadi 47.890 kiloliter per hari. Jadi sense-nya itu oh, ternyata ketika harganya disesuaikan naik ternyata konsumsinya bisa turun," jelasnya.

Sebelumnya, Pertamina menyampaikan bahwa konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite hingga solar, dilaporkan mengalami penurunan hingga 10 sampai 13 persen pada September 2022 lalu. 

Saat dikonfirmasi, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, penyebab terjadinya penurunan konsumsi BBM jenis Pertalite itu memang terjadi setelah adanya kebijakan penyesuaian harga.

"Ada penurunan konsumsi 10 sampai 13 persen untuk BBM subsidi," kata Irto saat dihubungi VIVA 

Motor Isi Bensin di SPBU.

Photo :
  • Antara.

Irto menjelaskan bahwa pasokan atau stok BBM subsidi masih aman, bahkan hingga akhir tahun 2022 mendatang. Meski demikian, Dia menegaskan bahwa pihak Pertamina akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyalurkan BBM, sesuai penugasan dan kuota yang telah ditetapkan.

Seperti diketahui, alasan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi dikarenakan sudah membengkaknya anggaran subsidi yang mencapai Rp 502 triliun. Dimana jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM maka anggaran akan membengkak hingga Rp 698 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, kenaikan harga BBM bersubsidi yaitu, Pertalite dan Solar, merupakan pilihan terakhir yang harus ditempuh Pemerintah.

“Jadi yang disampaikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dengan menyampaikan langkah merupakan upaya terakhir. Karena sebetulnya kenaikan harga BBM ini sudah mulai terjadi sebetulnya sejak tahun 2021 dalam hal ini semester kedua dimana harga-harga komoditas mulai naik,” kata Sri Mulyani. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya