Inflasi Oktober 5,71 Persen, Kemenkeu Harap Bisa Dijaga Sampai Akhir 2022

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Oktober 2022 sebesar 5,71 persen atau turun dibandingkan September 2022 yang sebesar 5,95 persen. 

Dibuka Menghijau, IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan Seiring Kinclongnya Bursa Asia-Pasifik

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, dengan hasil tersebut diharapkan dapat terus dijaga. Sebab saat ini dunia sedang mengalami guncangan hebat akibat tingginya harga-harga dan melonjaknya inflasi. 

"Moga-moga bisa dijaga sampai akhir tahun, jadi nanti bisa jadi pondasi yang bagus untuk kita. Kan globalnya ada turbulensi, tapi bagaimana perekonomian kita inflasinya masih bisa stabil, itu yang memang kita inginkan," ujar Suahasil saat ditemui awak media di Kantor Kemenkeu, Selasa 1 November 2022. 

Bahas Aturan Kemasan Rokok Tanpa Merek, Kemenkes Janji Rangkul Seluruh Stakeholder

Baca juga: Cerita Ajudan Adzan Romer Ketahuan Bawa Rekaman Saat Diperiksa Penyidik

Suahasil menuturkan, dengan terjadinya penurunan inflasi pada Oktober 2022, Pemerintah akan terus mamastikan ketersediaan barang, dan kestabilan harga terjaga di masyarakat. 

Bursa Asia Kinclong Seiring Indeks Australia Cetak Rekor, Investor Nantikan Sederet Data Ekonomi

Sebelumnya, BPS melaporkan berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan di 90 kota pada Oktober 2022, tercatat terjadi inflasi sebesar 5,71 persen atau melemah dibandingkan bulan sebelumnya.

"Berdasarkan pantauan di 90 kota ini inflasi di bulan Oktober terlihat mulai melemah. Pada bulan Oktober 2022 terjadi inflasi sebesar 5,71 persen secara yoy," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto. 

Ilustrasi grafik inflasi Indonesia

Photo :
  • vstory

Setianto mengatakan, dalam hal ini terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,66 pada Oktober 2021 menjadi 112,75 pada Oktober 2022.

"Kalau September lalu inflasi kita 5,95 persen sekarang di bulan Oktober 5,71 persen," jelasnya.

Setianto menjelaskan, untuk penyumbang inflasi tertinggi di bulan ini ada pada beberapa komoditas diantaranya bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, solar, tarif kendaraan online, dan bahan bakar rumah tangga.

Wisata di Jepang

Bursa Asia Loyo Disaat Wall Street Perkasa Usai Donald Trump Kenakan Tarif Pajak Baru

Bursa Asia-Pasifik bergerak beragam pada pembukaan perdagangan pasar, Rabu. Sementara Wall Street menunjukkan kinerja apik di mana dua indeks acuan cetak rekor baru.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024