Usai Dolar Menguat Akhir Pekan, Harga Minyak Dunia Turun Lagi Jadi Segini
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA Bisnis – Harga minyak dunia kembali tercatat turun pada awal perdagangan Jumat. Hal itu karena dolar yang lebih kuat, namun tetap di jalur kenaikan mingguan di tengah kekhawatiran tentang pengetatan pasokan usai penghentian impor Eropa yang tertunda dari Rusia.
Dilansir dari CNBC pada Jumat 28 Oktober 2022, harga minyak mentah berjangka jenis brent turun 42 sen atau 0,4 persen, menjadi US$96,54 per barel. Kemudian, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 56 sen atau 0,6 persen ke US$88,52 per barel.
Meski tercatat alami penurunan pada hari ini, kedua kontrak minyak acuan tersebut tetap berada di jalur untuk kenaikan mingguan, dengan Brent menuju kenaikan lebih dari 3 persen dan WTI lebih dari 4 persen.
Baca juga: Antam Rilis Emas Batangan Motif Batik Seri III, Ini Desain-desainnya
Penurunan harga minyak pada Jumat ini lebih terjadi karena indeks dolar terhadap sejumlah mata uang dunia yang naik tipis ke 110,57, sehingga hal itu membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Bahkan, Analis mengatakan rebound kuat pada produk domestik bruto AS kuartal ketiga yang dilaporkan, menyoroti ketahanan ekonomi dan konsumen minyak terbesar di dunia itu.
“Dari perspektif pasar minyak, meskipun suku bunga tinggi itu adalah pendorong langsung ke prospek permintaan Anda,” kata Kepala Penelitian Komoditas National Australia Bank, Baden Moore.
Dia mengatakan volatilitas di pasar kemungkinan akan naik, mengingat persediaan global rendah, ditambah sanksi Eropa terhadap minyak mentah Rusia akan mulai berlaku pada Desember, dan permintaan China meningkat.
Premi yang melebar untuk Brent atas WTI sedang dipicu oleh tanda-tanda kenaikan operasi kilang di China, lalu kelaparan Eropa akan minyak mentah menjelang embargo minyak Rusia, dan pemotongan pasokan yang tertunda oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu (OPEC+) .
"Pasar tetap waspada terhadap tenggat waktu yang akan datang untuk pembelian minyak mentah Rusia di Eropa sebelum sanksi dimulai pada 5 Desember," kata analis ANZ Research.