Ada Peluang Buat RI, Zulhas Akan Lakukan Ini Hadapi Resesi Global 2023

Mendag Zulkifli Hasan di Bandara Soetta.
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA Bisnis – Beberapa negara diproyeksikan mengalami resesi pada 2023. Bahkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Eropa, dan China diperkirakan akan resesi.

IHSG Dibuka Melemah Jelang Pemilu AS

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menyatakan, dari ancaman resesi global, RI akan memanfaatkannya sebagai peluang terhadap perekonomian. Pemanfaatan itu salah satunya dengan perjanjian dagang dengan berbagai negara.

"Buat kita resesi ini jadikan peluang, memang dunia melambat terutama barat. Tapi tadi Asia Selatan itu 1,5 miliar orang uangnya ada ya, selama ini kita nggak lihat," kata Zulhas usai menghadiri Konferensi Menuju Digital, Kamis 27 Oktober 2022.

Harga Emas Hari Ini 2 November 2024: Produk Antam Melorot Jadi Rp 1.539.000 Per Gram

Baca juga: Antam Rilis Emas Batangan Motif Batik Seri III, Ini Desain-desainnya

Zulhas mengatakan, selain itu dalam memanfaatkan peluang dari ancaman resesi yaitu dengan masuk ke pasar Afrika. Sebab negara tersebut memiliki sumber daya alam dan uang.

IHSG Terjun Lagi pada Sesi I Meski Dua Saham ARA

"Afrika 1 miliar orang uangnya ada, bisa beli. Kita nggak lihat sekarang kita serbu dong," ujarnya.

Sementara itu, untuk negara Timur Tengah akunya tidak akan mengalami resesi. Hal itu karena negara itu memiliki cadangan minyak. Dengan demikian, Zulhas meminta agar memanfaatkan target ekspor potensial.

"Timur Tengah kan minyak, nggak resesi dia. Afrika juga sumber daya alam, uangnya ada. Nah makanya kita masuk ke Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, Eropa Timur," imbuhnya.

Mendag Zulkifli Hasan.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menuturkan di sela-sela pertemuan G20 Trade, Investment and Industry Ministerial Meeting di, Bali. Telah disepakati 23 kontrak dagang, dengan nilai US$1 miliar.

Dijelaskannya, pada pertemuan itu Indonesia mengadakan pertemuan bilateral dengan 13 negara mitra diantaranya, Australia, Afrika Selatan, AS, Arab Saudi. Kemudian India, Inggris, Kanada, Korea Selatan, Selandia Baru, Singapura, Spanyol, persatuan Emirat Arab, dan Uni Eropa.

"Kontrak dagang yang di sela-sela alhamdulillah ada 23 kontrak dengan nilai hampir US$1 miliar. Ini di sela-sela ya, apalagi kalau misi dagang khusus," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya