Wamenkeu Beberkan Jurus Turunkan Defisit APBN ke 3 Persen

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Wakil Menteri Keuangan Suhasil Nazara membeberkan jurus untuk mengembalikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), untuk kembali di bawah 3 persen. Hal itu karena pandemi sudah akan berakhir serta APBN tidak lagi bekerja keras dalam melindungi masyarakat.

PKB: Kenaikan PPN Bukan Harga Mati untuk Penguatan APBN

Suahasil mengatakan, defisit normal dari APBN adalah di bawah 3 persen. Di mana untuk saat ini defisit 2022 tercatat sebesar 4,50 persen.

"Bagaimana caranya membuat APBN defisitnya kembali ke bahwa 3 persen? Caranya adalah dengan melihat lagi struktur perekonomian dan struktur dari APBN berupa penerimaan maupun belanja negara," ujar Suahasil dalam Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) Tahun 2022, Rabu 26 Oktober 2022.

Bulog Kini Langsung Diawasi Prabowo, Zulhas: Enggak Bisa Komersial Lagi

Baca juga: Respons Hiswana Migas Soal Larangan BBM di Bawah RON 90 Beredar 1 Januari 2023

Suahasil menuturkan, penerimaan negara yang mengalami normalisasi berasal dari perekonomian yang sudah mulai pulih. Dalam hal ini di 2022 menurutnya, perekonomian nasional sudah mulai pulih dengan kegiatan ekonomi yang mulai beragsur normal.

Soal Kenaikan PPN 12 Persen 2025, DPR Yakini Prabowo Tak akan Menyusahkan Rakyat

"Kegiatan ekonomi yang mulai pulih karena masyarakat sudah mulai percaya diri melakukan kegiatan ekonomi maka penerimaan negara mengalami peningkatan. Kita di Kemenkeu secara rutin setiap bulan menyajikan realisasi APBN dan realisasi sampai bulan September lalu, kita telah melihat bahwa penerimaan negara mengalami peningkatan dibandingkan penerimaan negara 2021," jelasnya.

Adapun pendapatan negara hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 1.974,7 triliun, dengan itu juga APBN surplus sebesar Rp 60,9 triliun atau 0,33 persen dari produk domestik bruto (PDB).

APBN 2020

Photo :
  • vstory

"Ini adalah tanda-tanda kegiatan ekonomi mulai muncul penerimaan negaranaya meningkat. Di sisi lain penerimaan negara pada 2022 masih mengalami peningkatan yang sehat karena kita tetap harus melindungi perekonomian, kita tetap mendorong belanja kesehataan," ucapnya.

Sementara itu untuk belanja negara hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 1.913,0 triliun atau baru terserap 61,6 persen dari target APBN. Menurut Suahasil belanja negara tersebut tetap meningkat.

"Namun dalam rangka memastikan bahwa defisit bisa kita turunkan di bawah 3 persen, nanti pada tahun 2023 belanja negara yang nantinya menjadi nilai di atas Rp 3.000 triliun tentu harus kita lakukan efisiensi-efisiensi belanja," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya