BI Beberkan Hal ini Agar Kredit ke Dunia Usaha Tetap Terjaga pada Situasi Saat ini

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA Bisnis – Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi kebijakan, dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di Tanah Air.

Rupiah Melemah 1,37 Persen hingga Pekan Kedua Desember, BI Ungkap Tertekan Ketidakpastian Global

Gubernur BI, Perry Warjiyo menegaskan, upaya penguatan sinergi itu harus terus dilakukan oleh empat lembaga anggota Komite Stabilitas sistem Keuangan (KSSK), yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan LPS.

Ketahanan atau resiliensi sistem keuangan yang terjaga ini, menurut Perry dapat menjadi landasan bagi KSSK untuk tetap optimis. Tentunya dengan terus mewaspadai seluruh tantangan dan risiko yang dihadapi ke depannya.

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen, Ini Pertimbangannya

"Sinergi kebijakan harus terus diperkuat dalam rangka menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan, serta mendorong kredit dan pembiayaan kepada dunia usaha," kata Perry dalam telekonferensi di acara Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Sistem Keuangan (KSK) No. 39, di Jakarta, Jumat 21 Oktober 2022.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 21 Oktober 2022: Global Datar, Antam Naik

Bank Indonesia Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

"Terutama pada sektor-sektor prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan," ujarnya.

Perry menambahkan, misalnya sebagaimana yang dilakukan KSSK di sektor perbankan. Supaya peran perbankan dapat memberi dampak yang lebih besar dan lebih luas, BI telah meningkatkan besaran insentif giro wajib minimum (GWM) bagi bank bank yang menyalurkan kredit dan pembiayaan.

"Yakni pembiayaan kepada 46 sektor-sektor prioritas, termasuk UMKM dan inklusi, dan juga memperluas cakupan-cakupan sektor prioritas tersebut," kata Perry.

Ilustrasi tumpukan uang milyaran rupiah

Photo :
  • U-Report

Selain itu, lanjut Perry, kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) juga disempurnakan, untuk mengoptimalkan kontribusi perbankan dalam mewujudkan keuangan inklusif sesuai kapasitas masing-masing bank.

"Kami juga mengapresiasi dukungan perbankan, untuk menjaga suku bunga kredit tetap akomodatif. Sejalan dengan itu, kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit Kami lanjutkan. Sehingga masyarakat luas dapat turut berpartisipasi, untuk mendorong terbentuknya suku bunga yang efisien dan kompetitif," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya