Bangun Rumah Tahan Gempa, JOB Tomori Manfaatkan Limbah Plastik Bekas COVID-19
- istimewa
VIVA Bisnis – Berawal dari menumpuknya limbah plastik anorganik akibat kebijakan protokol kesehatan saat pandemi COVID-19, membuat Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi atau JOB Tomori berupaya memanfaatkan limbah tersebut agar tak mencemari lingkungan. Salah satunya adalah membangun rumah tahan gempa seperti Rumah Pemberdayaan Ibu dan Anak (RPIA).
Business Support Section Head JOB Tomori, Arfandy Djafar mengatakan pembangunan rumah tahan gempa dan RPIA termasuk dalam program pengembangan masyarakat (comdev) JOB Tomori bagi warga di sekitar wilayah operasi.
Arfandy menjelaskan, pembangunan RPIA ini awalnya bermula dari menumpuknya limbah botol platik air minum yang digunakan perusahaan saat karantina dan operasional mengikuti protokol kesehatan COVID-19 saat itu. Di mana pegawai hanya boleh diwajibkan minum dari air kemasan botol plastik setiap harinya.
Baca juga: Tembus Hutan dan Susuri Sungai JOB Tomori Bantu Suku Loinang Melek Dunia
“Jadi botol-botol yang terkumpul ini dijadikan bahan untuk RPIA ini di tambah kumpulan sampah masyarakat di sekitar wilayah operasi dari JOB Tomori,” jelasnya di RPIA Siboli di Batui Selatan, Banggai, Sulawesi Tengah, Rabu 20 Oktober 2022.
Ia menambahkan, selain program rumah tahan gempa dan RPIA ini JOB Tomori juga telah melakukan pembangunan air bersih di Desa Tombiobong yang dihuni Komunitas Adat Terasing Loinang, produk herbal dan bank sampah di Batui Selatan.
Community Development Officer JOB Tomori Atma Agus Hermawan menambahkan, inovasi pembuatan rumah tahan gempa tersebut mengingat wilayah Banggai dan sekitarnya kerap digoyang gempa bumi.
Adapun spesifikasi dari rumah tahan gempat tersebut adalah terbuat dari dinding ecobrick atau plastik sampah yang telah dicacah dan dimasukkan ke dalam botol plastik sebagai wadahnya.
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) SKK Migas tersebut dalam pelaksanaan pembangunannya membutuhkan 780 kilogram sampah anorganik yang diisi ke dalam 3.120 botol plastik bekas yang berfungsi sebagai pengganti dinding tembok atau papan yang selama ini menjadi pelapis atau sekat rumah.
"Limbahnya memanfaatkan sampah plastik dari Bank Sampah Montolutusan di Desa Paisubololi. Sementara atap rumah menggunakan baja ringan," ujar Atma.
Sedangkan, fasilitator Comdev JOB Tomori, Alwia Batukaon menjelaskan pembuatan rumah tahan gempa di RPIA merupakan implementasi JOB Tomori untuk pemberdayaan masyarakat sekitar yang dirintis sejak 2013. "Program tersebut ditujukan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat khususnya ibu dan anak," katanya.
Sementara, rumah tahan gempa yang lokasinya di tengah-tengah RPIA dibangun awal tahun ini dalam waktu satu bulan dan diresmikan pada 24 Maret 2022. Total luas lahan RPIA termasuk PAUD dan rumah tahan gempa mencapai 1.000 meter persegi.
Sampai saat ini, JOB Tomori telah membangun empat RPIA, masing-masing dua di Desa Siboli, satu di Desa Sinorang, dan satu di Bone Belantak. Seluruh status lahan RPIA milik pemerintah desa.
Alwia mengatakan rumah tahan gempa ini diperuntukkan untuk kegiatan literasi siswa sekolah baik PAUD, TK, SD maupun SMP yang dilengkapi dengan perpustakaan, komputer dan akses internet.