Menteri PUPR Targetkan Bendungan Rukoh di Pidie Aceh Rampung 2023

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengecek proyek bendungan.
Sumber :
  • Dok. PUPR

VIVA Bisnis – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menargetkan pembangunan Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, bakal rampung pada 2023 mendatang. Dia menjelaskan, nantinya bendungan itu akan dapat segera dimanfaatkan sebagai sumber pengairan bagi lahan-lahan irigasi, serta untuk pengendalian banjir. 

Basuki Ungkap Arahan Prabowo soal IKN: 2025 ASN Pindah, 2028 Penyelesaian Kantor DPR hingga MA

"Bendungan Rukoh yang diharapkan rampung pada 2023 ini merupakan salah satu dari 13 bendungan, yang harus selesai pada tahun 2023. Atau lebih cepat dari target kontrak yakni Desember 2023," kata Basuki dalam keterangannya, Rabu 19 Oktober 2022.

Bendungan (ilustrasi)

Photo :
  • PUPR
RK Pamer Bendungan Ciawi Atasi Banjir Jakarta, Dharma Pongrekun: Semoga Proyeknya Tidak Dikorupsi

Basuki mengatakan, saat ini progres pengerjaannya sudah mencapai sekitar 45 persen. Bendungan Rukoh yang berada di aliran Sungai/Krueng Rukoh yang juga dihubungkan dengan Krueng Tiro dan bendung pengarah nantinya akan menjadi satu sistem yang saling mendukung.

"Ini merupakan inovasi sistem yang unik dan bagus. Jadi air dari Tiro kita bawa ke Rukoh yang kapasitas bendungannya besar tetapi debit sungainya kecil. Sedangkan Tiro kapasitas bendungnya kecil, tetapi debit sungainya besar. Sehingga potensi banjir di Tiro dapat dikurangi dan dimanfaatkan untuk irigasi di Rukoh," ujar Basuki. 

Ridwan Kamil soal Bendungan Sukamahi dan Ciawi: Saya Tolong Jakarta untuk Kurangi Banjir

Bendungan Rukoh nantinya akan mengairi lahan persawahan Daerah Irigasi Baro Raya seluas 11.950 hektare (ha), khususnya di Kecamatan Kembang Tanjong yang berada di paling hilir Daerah Irigasi Baro Raya.

"Dengan hadirnya bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam dari satu kali setahun menjadi tiga kali setahun, karena ketersediaan air lebih terjamin," kata Basuki.

Dia pun kembali mengingatkan pihak kontraktor pelaksana maupun konsultan supervisi, untuk mengutamakan aspek kualitas, estetika, dan tentunya aspek lingkungan dalam pekerjaan pembangunan bendungan tersebut.

"Jangan sampai merusak hutan dalam proses pembangunan. Kalau memang tidak dibutuhkan, jangan menebang pohon. Hal itu menjadi perhatian Presiden Joko Widodo yang kerap mengatakan jika PUPR ini identik dengan beton, sehingga Presiden mengarahkan untuk kembali memperhatikan alam dan lingkungan," ujarnya.

Bendungan Rukoh Merupakan Salah Satu Proyek Strategis Nasional

Diketahui, Bendungan Rukoh merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun Kementerian PUPR, melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap, melalui dua paket dengan masing-masing kontraktor.

Antara lain yakni PT Nindya Karya (Persero) untuk paket 1 dengan nilai kontrak Rp 377 miliar. Sedangkan paket 2 oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero), dan PT Andesmont Sakti melalui KSO dengan nilai kontrak Rp 1,12 triliun.

Selain sebagai sumber irigasi, Bendungan Rukoh juga diharapkan dapat memiliki manfaat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,90 m3/detik, bagi 22.848 jiwa di wilayah Kecamatan Titue dan kecamatan lanunya di Kabupaten Pidie. Kehadiran bendungan juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 1,22 MW, serta mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Pidie dan sebagai destinasi wisata.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya