Kacau! Rupiah Bisa Tembus Rp 16.100 per Dolar AS karena Ini

Mata uang Dolar AS
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bisa tembus di ke Rp 16.100 per dolar AS. Siang hari ini, Rabu, 19 Oktober 2022, nilai tukar rupiah di pasar spot sudah melemah ke atas level Rp 15.500 per dolar AS.

Waspada Uang Palsu Beredar, Begini Langkah Mudah Mengecek Keaslian Rupiah

Menurut Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara, surplus neraca perdagangan yang turun dan cadangan devisa yang melemah juga dapat menyebabkan sentimen negatif ke kurs rupiah. Dia mengatakan, rupiah berisiko tembus Rp 16.100 per dolar AS.

"Rupiah berisiko menembus Rp16.100 per dolar melihat indikator super dolar terus terjadi. Indeks dolar telah menguat 20 persen secara tahunan, dengan level indeks dolar di 112 bukan hanya rupiah yang melemah tapi mata uang lain ikut terkoreksi dibanding dolar AS," ujar Bhima saat dihubungi VIVA, Rabu 19 Oktober 2022. 

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.180 per Dolar AS

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Bhima mengatakan, dari dalam negeri, surplus perdagangan yang turun dan cadangan devisa yang melemah menjadi sentimen negatif. Surplus perdagangan turun dari US$5,7 miliar ke US$4,9 miliar pada September 2022. 

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp 16.153 Per Dolar AS Terdorong Hal Ini

"Itu menunjukkan boom komoditas mungkin segera berakhir. Padahal boom komoditas yang selama satu semester ini membantu penguatan rupiah," ujarnya. 

Selain itu, dari pelemahan nilai tukar rupiah juga sudah mulai dirasakan oleh pelaku usaha. Serta penguatan dolar AS, jelasnya, sudah mulai mengancam pemulihan ekonomi RI.

Jika Rupiah Tembus Rp 16.000, Inflasi Bisa Meningkat 

Bhima mengungkapkan, jika nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.000 akan berdampak pada inflasi yang meningkat. Sebab biaya impor ikut terkerek naik dan suku bunga semakin mahal. Dan hal itu akan menurunkan kesempatan kerja bagi masyarakat. 

"Contohnya ada pelaku usaha konveksi, harus putar otak ketika biaya bahan baku naik karena rupiah melemah. Yang terburuk bisa stop produksi bahkan merumahkan karyawan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya