Dunia Terancam Resesi di 2023, Ini Strategi BTN

Direktur Risk Management PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Setiyo Wibowo.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Dunia diperkirakan akan mengalami resesi di 2023. Kondisi itu salah satunya dipicu sejumlah bank sentral dunia secara bersama-sama menaikkan suku bunga acuannya, sebagai respons dari meningkatnya inflasi atas kenaikan harga-harga.

Akhir 2024, BTN Syariah Gandeng Sun Life Indonesia Masuk Lini Bisnis Wealth Management Syariah

Direktur Risk Management PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN Setiyo Wibowo mengatakan, perseroan di tengah ancaman resesi akan melakukan berbagai antisipasi dan mitigasi.

"Kita sebagai bank yang harus melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi. Kita juga melakukan berbagai macam stress test baik mengenai portofolio restrukturisasi COVID, maupun perubahan ekonomi yang makro, maupun ekonomi global," ujar Setiyo dalam konferensi pers RUPSLB, Selasa 18 Oktober 2022.

Gelar AJF 2025, BTN Siapkan Rp 175 Juta

Ilustrasi resesi global

Photo :
  • U-Report

Sebagai informasi, stress test merupakan analisis untuk menguji ketahanan sebuah lembaga keuangan atau keuangan dalam menghadapi sebuah skenario ekonomi yang buruk.

BTN Syariah Ekspansi Bisnis Gandeng Kampus Jelang Spin-Off

Setiyo menuturkan, perseroan saat ini masih mengestimasikan portofolio restrukturisasi COVID-19 di kisaran 6-7 persen. Di mana itu sesuai dengan stress test awal perseroan.  

"Untuk itu, kita dari awal selalu melakukan berbagai macam upaya-upaya, langkah-langkah antisipasi maupun mitigasi supaya kita bisa memberikan dampak yang seminimum mungkin untuk bank," jelasnya.

Dia mengungkapkan bahwa dari sisi governance atau tata kelola sudah tertata dengan baik. Kemudian bisnis proses di BTN sudah dipersiapkan dengan baik dalam menghadapi berbagai macam kondisi perekonomian ke depan.

"Kita sudah lebih siap dalam mengantisipasi berbagai macam tantangan dan perubahan ekonomi ke depan," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya